Malaysia Trip - Kuala Lumpur 4-6 Juli 2019

Dari sekian banyak negara di asia tenggara sebenarnya gw belum berniat untuk trip ke Malaysia, gw lebih memilih Thai atau Sing. *ehh baru sadar ternyata gw belum menjajaki kaki gw di negara2 di asia tenggara kecuali Sing dan Thai. Nah kali inilah gw mencoba melangkahkan kaki gw ke negara tetangga satu rumpun ini. 
Berbeda dengan sebelumnya yang biasanya setiap trip gw pergi hanya berdua saja dengan suami, namun kali ini gw bersama2 teman2 dekat  gw yang tahun lalu pernah pergi bersama ke Belitung.
Formasi awal adalah ber 7 karena satu dan banyak hal terpaksa 2 teman gw dan suami gw gak jadi ikut. hiks, jadinya kita hanya pergi ber 4 saja sebut saja ke 4 orang ini adalah gw, cc (single tanpa suami), qq & nn (suami-isteri). 
Langsung saja gw akan ceritakan detail mengenai perjalanan kita dan apa saja yang kita alami di dalam trip ini. 
Sekedar pertimbangan dan informasi bahwa 4 hari trip ini terasa kurang kalau kita mau mengeksplore lebih lagi Malaysia khususnya KL apalagi ditambah dengan trip Malaka, namun apa daya karena terbentur dengan kewajiban sebagian dari kami yang merupakan ibu RT, klu gw sih gampang karena belum memiliki anak dan suami gw bisa ngurus dirinya sendiri heee.
Pesawat 
Kita terbang ke Kuala Lumpur dengan AirAsia pesawat paling pagi dengan harga untuk teman gw rata2 perorang Rp. 1,2 jt PP (seat PP & bagasi), sedangkan untuk Gw dan suami Rp.1,4 jt, (Hot seat PP dan asuransi plus bagasi 20kg pulangnya saja dan tanpa makan). *mahal juga ya, entah mengapa gw belum pernah benar2 dapat tiket pesawat "murah" banget seperti postingan2 orang2 di Grup FB Backpaker International. Huuuu
Review sedikit mengenai Airasia, setelah sekian lama tidak terbang dengan Airasia, gw angkat jempol gw 2 kalau bisa 4 untuk pesawat low cost ini, dari segi waktu mereka ontime dan airline ini sudah minim dilayani oleh manusia, mereka mengharuskan kita melakukan semuanya sendiri, otomatis tidak ada check in counter dan hanya ada check-in online dan antrian check-in bagage airline ini memang selalu ramai dan panjang, jika ada check-in bagage kita harus datang lebih awal, namun khusus untuk check-in bagage di KLIA mereka sudah tidak menggunakan petugas yang melayani kita melainkan kita melakukan semuanya sendiri, dari men-tag koper2 kita, menimbang dan memasukan tas kita ke dalam counter dan jalan deh tuh conveyor beltnya ke belakang. 
Untuk makanan gw melirik tetangga sebelah gw lumayan menarik juga penampakkannya dengan harga jual yang ada di applikasi lebih murah tentunya, untuk jarak bangku tentu saja gw dan suami sudah pasti harus mengeluarkan uang lebih untuk  membeli Hot Seat alias kursi panas.
Itinerary
Itinerary 4 hari 3 malam di Malaysia,  2 malam kita akan habiskan di KL dan 1 malam di Malaka, tidak ada detail khusus untuk trip ini karena waktunya singkat jadi kita mau fokus hanya KL dan Malaka.
Penginapan
Untuk penginapan di KL kita menyewa apartement melalui website Airbnb, jadi ini adalah pengalaman kedua gw menggunakan jasa airbnb, kita menginap di Apartement Robertson yang berlokasi di bukit bintang dan lokasi bisa dibilang ok juga namun tidak perfect banget karena jarak dari apt ke sekitar tempat wisata berkisar antara 500mtr-1km dan ke Jalan Alor sekitar 500mtr dan dibawah deretan apartment banyak resto dan minimart, dengan harga sekitar Rp. 1,681,700 untuk 2 malam dan 4 orang yang berarti perorang sekitar Rp.400rb, apartemen dengan 2 kamar tidur (1 kamar utama dengan king bed size dan yang 1 nya kamar agak kecil dengan tempat tidur queen Size) serta 1 kamar mandi, dapur lengkap, bersih, cukup murah, hanya saja sayangnya kamar mandinya agak sedikit mengeluarkan bau yang tidak enak yang tidak hilang walau diflush dan di letakkan banyak airfreshner *itu saja kekurangannya. Proses check in maupun check out sangat mudah. 
Di depan Apartment



Ruang Tengah 
Master Bedroom
Second Bedroom
untuk di Malaka kita menginap 1 malam di Fenix Inn yang letaknya strategis dimana kita bisa berjalan kaki untuk menjangkau lokasi2 wisata di Malaka, untuk penginapan ini gw sangat puas dengan kamar dan lokasi, hanya saja harus siap bagi orang yang membawa koper besar karena penginapan ini tidak mempunyai lift. naik tangga khuy tapi mereka bisa bantu kita sih untuk ngangkat koper.  Kita memesan kamar jenis apartemen yang memiliki 2 kamar tidur (1 kamar tidur utama king size dan 1 kamar tidur dengan twin bed) besera ruang tamu, penginapan ini bernilai plus karena ada kamar mandi di setiap kamar, terdapat juga dapur  kecil dengan peralatan lengkap, cukup puas, luas untuk ber4, bersih dengan harga Rp. 577,600/malam, dengan fasilitas seperti gw sebutkan dan jika gw kembali ke malaka gw pasti akan booking di penginapan yang sama. Sayangnya gw gak ada foto kamarnya. 
Ini Lokasi Hotelnya di malaka
Transportasi di KL dan Malaka
kita banyak berjalan kaki, menggunakan Grab car, Go KL, KTM, dan bus antar kota. Dari KL ke Malaka kita menggunakan bus Delima dari TBS dan dari Malaka  ke KLIA2 menggunakan Bus Transnasional yang dibooking melalui Website Easybookdotcom.

Kamis, 4 Juli 2019 Jakarta-Kuala Lumpur (Petronas, Petaling)
Sangat berat pagi itu untuk beranjak dari tempat tidur karena pesawat kita berangkat Pkl.06.00 pagi, maka mau tidak mau, suka atau tidak suka, ngantuk atau gak ngantuk gw harus bangun jam 3 pagi *tidur jam 1, alhasil cuma tidur ayam dan berangkat dari rumah jam 3.30, mengingat cc, qq dan nn harus checkin bagage. kami berangkat masing2 dari rumah kami menuju airport Soekarno Hatta terminal 2. 
Setelah mandi selesai dan ready to go cek apps Grab dari rumah gw di area ciputat-pamulang harga yang tertera mahal banget Rp.180 ribuan dan tidak bergerak juga setelah 15 menit kemudian malah naik menjadi 187 ribu lahhh.. kalau tahu seperti ini semalam gw pesan Blue bird saja yaah itu sudah. 
Sering kali memang transport online untuk roda 4 ini lebih mahal dari taxi convensional, bayangkan saja pernah gw coba booking Grabcar di jam 2 siang dari apartement area glodok menuju slipi seharga 80 ribuan dan harga bergerak naik setiap gw me refresh dalam 5 menit. Alhasil gw memanggil pak Satpam yang sigap memberhentikan taxi convensional yang berwarna biru itu dengan argo hanya Rp. 47,000 sampai depan kantor gw. itu sudah..
Pagi itu gw menukarkan point yang gw punya sebesar equivalent Rp 40,000 untuk mendapatkan potongan jadi naik Grabcar dari rumah gw ke airport sudah dipotong 40rb adalah Rp. 147ribu + Toll, sama harganya dengan argo taxi convensional, balada berangkat kepagian jadi belum ada bus yang beroperasi setidaknya bus yang berangkat dari area bintaro dan serpong belum ada. 
Sempat kuatir awalnya untuk naik grab dini hari karena merasa lebih tidak aman dibandingkan dengan taxi convensional yang jelas tahu kemana akan pergi jika terjadi sesuatu di dalam perjalanan dibandingkan transport online *apa gw aja yang berpikir gitu? hee karena hanya gw sendiri yang berangkat tanpa suami kan serem juga ya jalanan masih gelap dan sepi, mencoba untuk tidak manja minta suami mengantar karena masih pagi, kasihan juga kalau dia harus mengantar gw pagi2 dan harus balik lagi ke pamulang, ya jadi  gw memilih untuk berangkat sendiri, memberanikan diri sambil tidak lupa berdoa sebelum berangkat dan pamitan dengan suami.
Di tengah perjalanan gw mencoba berkomunikasi dengan pak supir dan juga saling bertukar pesan di grup wa  untuk mencek apakah teman2 gw sudah jalan belum dari rumah, belum ada jawaban dari qq dan nn sementara cc ajaibnya sudah tiba di airport. *sesuatu banget. Mobil grab yang  gw tumpangi memasuki toll jorr gw menelepon qq dan dijawab oleh mereka, drama pertama terjadi, pada trip kali ini lumayan banyak drama nya ya, haha dramanya ternyata mereka kesiangan bangun oalahhh, deringan telepon gwlah yang membangunkan mereka, Puji Tuhan  gw punya inisiatif menelepon jam 4.20 mereka baru jalan dari rumahnya, alhasil gw dan cc masuk lagi ke dalam antrian check in bagage supaya jika mereka tiba mereka tidak perlu antri lagi. cukup deg-deg an jam 5 mereka tiba dan langsung maju kedepan mengambil tempat kita hufft.
Sambil menunggu qq dan nn check in bagage ternyata drama kedua terjadi lagi wkwk pasangan teman gw ini memang karena terlalu sibuk terlupakan untuk  mencek kembali apakah mereka memesan bagasi dari jkt ke KLIA secara online atau tidak, alhasil mereka keluar uang lebih sekitar Rp 400,000.- woaaa untuk check-in bagage, pun kandung karena mereka menggunakan koper besar wkwk. Temans.... selalu cek dan ricek ya apa2 saja yang kalian punya jangan seperti kita ini.
All set kita tinggal menuju gate dan menunggu boarding, pesawat takeoff tepat waktu. di pesawat bangku sebelah gw kosong dan gw tidak bisa  bersandar di bahu suami gw yang tertinggal di jakarta hikssss, karena suami tidak jadi ikut maka sebelah gw kosong dan bapak di samping dekat jendela memanfaatkannya untuk memindahkan isterinya ke sebelahnya hikss, melayang sudah uang untuk membayar hotseat gw haha *ketidak-terbangannya suami gw dapat direfund oleh airasia dengan proses yang mudah hanya saja pengembaliannya hanya sebesar sekitar Rp. 226ribu dari harga tiket yang hampir Rp. 1,5jt itu, sedih.
Karena duduk sendirian di hotseat gw meminta qq untuk bertukar tempat duduk agar dia yang besar juga badannya bisa lebih leluasa dan gw yang duduk di samping nn isterinya heee, kita ber4 mencoba tidur untuk mengumpulkan energy hari itu supaya kuat jalan lagi setibanya di KL namun apa daya kalau emak2 udah nyatu jadinya rame heee.
Perjalanan ditempuh dalam 2 jam pesawat mendarat dengan mulus jam 9 pagi waktu KL yang berbeda 1 jam lebih cepat dari waktu jakarta, mata ini terasa sepet masih karena malamnya tidak tidur dengan benar, setelah tiba di terminal gw mulai mencari toilet karena tiba2 perut sakit wkwk, ternyata toilet di KLIA kesannya tidak terlalu  bersih hampir sama dengan Soekarno hatta, malah lebih beraroma. 



Hampir jam 10 kita turun menuju Imigrasi woaaaaaaw dan drama ketiga terjadi, antrian Imigrasi KLIA 2 seperti ular melingkar diatas pagar, tidak teratur, tidak ada yang mengatur antrian, sembraut gak jelas barisannya dan petugas seperti tidak cermat/peduli mengatasi antrian yang membludak pagi itu, andai ini terjadi di Soekarno Hatta pasti sudah banyak orang yang ngedumel ehhh kita sendiri juga banyak yang ngedumel karena pagi itu memakan waktu 2 jam untuk melewati Imigrasi KLIA hufff.
Jadi 1 counter itu ada 4 meja petugas namun 2 meja kosong dan petugasnya hanya ada 2 kanan dan kiri, begitu penuhnya antrian tercipta dari gw masuk ke dalamnya ada di 2 baris kanan dan kiri namun ternyata 1 petugas yang sebelah kiri pergi meninggalkan counter/meja dan tidak kembali lagi, jadi antrian yang kiri hilang arah, alhasil dari 2 baris menjadi 1 baris begitu yang terjadi sementara di baris  paling ujung lebih panjang antriannya namun mereka bergerak lebih cepat karena hanya 1 baris, entah siapa yang memulai karena mba2 petugasnya menegor beberapa orang termasuk gw, dengan nada kesal berkata ke setiap orang "kenape buat 2 line a, siape yang suruh? lahh kaga ada yang suruh mba *dalem hati, gw cuma jawab meneketehe *I dont know, its been like that since 2 hours ago, dari 2 jam yang lalu udeh 2 line, tau siapa yang mulai... *untung paspor gw di cap wkwkwk.
bapak sebelah gw sekeluarga dengan 2 anak lelakinya yang masih kecil menahan pipis dari tadi sempat teriak kesal kepada petugas *psss itu orang indonesia loh wkwkw dia bilang "cem mana ini Indonesia lebih baik dari malaysia" kesel dia karena anak2nya udah tidak tenang dan lelah memang kita semua karena harus berdiri 2 jam. 
Antrian Imigrasi tadi membuat semua rencana kita hari itu berubah, pelajaran kali ini adalah untuk tidak terbang terlalu pagi ternyata karna tubuh lelah dan alhasil setengah harian kita hanya pakai untuk istirahat. selepas imigrasi waktu sudah menunjukkan hampir pukul 12 siang, sangking lelahnya pinggang pegel *duh ketauan umur, kita melepaskan penat sejenak di oldtown white coffee di dekat pintu keluar airport. 
Sambil gw berjalan mencari counter Tunetalk yang letaknya tidak terlalu jauh dari oldtown, hanya sedikit memutar untuk membeli SIM card  yang akan kita gunakan selama di KL dengan harga RM25 yang berlaku selama 7 hari untuk paket data 15Gb, not bad, signal kenceng digunakan tathering oleh 5 hp dan recommended.
Selesai menset data dan minum kopi ngemil roti srikaya kita berjalan mengikuti petunjuk untuk membeli tiket bis menuju kl sentral, muka kita semua sudah muka bantal, lelah, rencana awal begitu kita tiba di KL mau langsung cus ke Batu Cave jadi batal karena gw pikir mengisi waktu sebelum waktu check in apartement di jam 3 sore. *pikir jam 10 an kita bisa keluar airport ternyata  meleset semua karena antrian imigrasi. jadi berubah setibanya di KL sentral kita mencari makan siang terlebih dahulu, lalu pesan Grab Jumbo untuk langsung menuju apartement karena waktu sudah menunjukkan jam 3 sore. pas banget. dan kita sangat lelah.
Untuk Aplikasi Grab jika kita sudah punya di HP kita tinggal di buka saja  nanti dia akan otomastis berubah menjadi Grab malaysia. amat mudah sekali menggunakannya.



Bus menuju KL Sentral
Muka setengah bangun 
Tiba di apartment kita berbenah an istirahat sampai jam 7 malam baru kita keluar lagi untuk menuju menara kembar petronas dengan menggunakan Grab Car.
Drama keempat hari ini terjadi di dalam grab car wkwk, mencoba berkomunikasi dengan driver ternyata drivernya agak kasar bicaranya akan tetapi dia menawarkan jasanya tapi kasar gimana sih, intinya dia agak sedikit memaksa kita untuk menggunakan jasanya mengantarkan kita ke tempat2 tujuan wisata tapi yah begitulah sampai2 kita semua terdiam dan tidak berkata apa2 akhirnya. 
Malam itu suasana di Petronas ramai dan cuaca amat terasa humid, malah terasa lebih panas dari jakarta, kita mencoba menikmati pemandangan lampu kerlap kerlip malam itu sambil menonton air mancur, dan berfoto, apik dan cantik juga kota KL ini kalau dibandingkan dengan jakarta wah Jakarta masih tertinggal jauh.





Selesai dari sini kita rencana mau mencari durian musang king yang terkenal di malaysia menuju petaling street, namun karena keenakan plus susah mendapatkan Grab car dari petronas ke Petaling, untungnya Go KL masih ada jadi cyus kita naik GO KL menuju Petaling, sayangnya ternyata sudah terlambat, waktu menunjukkan hampir pukul 10.00 malam dan hampir semua toko tutup, namun kita tetap saja menyusuri petaling dan menemukan tempat makan Claypot di pinggir jalan dan disampingnya ada tukang duren yesss.. Drama kelima terjadi karena pelayan tempat makan tersebut tidak ramah memburu2 kita yang baru belajar membaca menu dengan nada yang tinggi karena katanya mereka sebentar lagi mau tutup dan kita last order, lahh itu  meja sebelah kita baru juga duduk. Dan makanan belum habis kita sudah ditagih untuk membayar Huftt untung makanannya enak haa jadi nikmat2 aja sih.



Perut puas, setelah itu kita kembali ke apartement karena waktu  menunjukan hampir jam 12 malam, dan kita ber 4 berjalan kaki dari petaling ke apartement yang berjarak sekitar 1 km mengikuti arah panah google map.
malam itu kita tutup dengan berdoa bersama sebelum tidur *maklum jalan2nya sama  ibu pendeta nn. hihi. mengucap syukur atas pernyertaan Tuhan atas perjalanan seharian ini.

Jumat, 5 Juli 2019 (Batu Cave, KL Central Market, Kasturi Walk, Lapangan Merdeka, Sultan Haji Samad Building and around, Mydin, Alor Street, Cendol Durian Runtuh) 
Selamat Pagi Kuala Lumpur, cuaca hari itu centang membahana dan panas, rencana pagi ini kita mau sarapan di bawah apartment ada sederet resto yang nampak menggiurkan dan enak, menuju situlah kita sebelum memulai hari ini. Qq pagi itu memesan makanan dari resto india ayam goreng yang asli ayam gorengnya terlihat biasa saja namun setelah gw coba rasanya enak banget asin2 gurih gitu dan murah, makan apa saja sepertinya hanya RM10. Sementara  gw memesan roti bakar srikaya dan beli mangga.
Sambil masih duduk kita pesan Grab untuk langsung cus  menuju batu cave dengan harga sekitar RM25, hari ini belum terjadi drama apa2 heee, namun hari itu puanas pool banget.
Perjalanan ditempuh dengan waktu 30 menit kita tiba pas di depan batu cave. menghabiskan waktu sambil foto sana dan sini, ajaibnya diwaktu teman gw foto di tangga tidak ada satu manusiapun yang lewat wkwk sungguh beruntung. 
Tidak ada satu pun dari antara kita yang naik sampai ke atas kuilnya, kita hanya berfoto2 dan berjalan2 di area depan batu cave. Lumayan menarik tempatnya dan bagus.




ini buktinya wkwkwk
                                   




Ditempat ini banyak juga jajanan kalau kalian suka jajan dan kembali dari sini kita memilih menuju ke KL central dengan menggunakan KTM atau kereta sambil menikmati saja perjalanan hari itu.





Dari Batu Cave kita menuju ke central market turun di stasiun Kuala Lumpur, 1 stasiun sebelum KL central, dari sini kita  berjalan kaki menuju Central Market dan makan siang disana, Central market hanya seperti pasar terdapat banyak barang2 dan oleh2 produk malaysia, setelah itu kita makan siang di tempat itu di lantai atas nya terdapat foodcourt dengan harga yang terjangkau banget.







Istirahat kaki dan selesai makan perut happy, mencari toilet dan meneruskan perjalanan hari itu, menyusuri Kasturi Walk membeli sedikit oleh-oleh disana, sampai bertemu dengan jalan setapak di samping sungai yang terlihat apik dan bersih sekali yang berujung pada gedung Sultan Abdul Samad, tepat di depan gedung itu adalah lapangan merdeka, tidak lupa kita berfoto di depan KL art Galery sambil menikmati kelapa muda di depan gedung tersebut, suasana hari itu tidak terlalu ramai, namun gw banyak melihat turis2 seliweran didaerah itu, cantik sekali kota Kuala Lumpur ini. .







Sudah lelah keliling2 misi selanjutnya adalah belanja oleh2, gw dan teman2 sepakat untuk membeli oleh2 di supermarket yang bernama MYDIN, kemarin supir Grab bilang kalau ada supermarket yang lebih murah dari Mydin, tapi dari pada repot cari2 lagi, mending yang sudah pasti aja.
Dari KL Art Galery, kita berjalan kaki lagi untuk mencapai Mydin mengikuti arah panah dari google map, sampai disini jika kita membawa tas besar maka tas tersebut harus dititipkan di tempat penitipan diluar mydin yang berbayar tergantung besar kecilnya loker yang kita akan gunakan.
Di dalam supermarket Mydin terdapat banyak produk2 malaysia dan berbagai jenis coklat dan harganya pun sedikit lebih  murah dari pada yang tadi sudah kita lihat di Central Market. 
Kita menghhabiskan waktu yang cukup lama disini karena ini adalah hari terakhir kita di KL dan besok pagi kita sudah akan beragkat ke Malaka, jadi belanjanya pelan2 sampai tidak sadar kalau diluar hujan lebat banget, padahal tadi panasnya puol banget dan hujan cukup lama bersamaan juga dengan lamanya kita di dalam supermarket tersebut. Drama Keenam terjadi, sewaktu kita membayar dan bertransaksi di kasir semua barang2 kita di scan sama mbak2nya namun kita tidak dapat melihat atau mencek harga barang2 yang sudah kita beli, kan banyak tuh sampai sekoper klu teman gw heee, jadi si mbaknya scan2 aja gitu lalu gw penasaran kan karena ingin double check lagi apakah harga yang tertera benar atau engga, intinya ya kita sebagai customer harus juga tahu donk apa yang kita bayar, orang kita yang mengeluarkan uang, mau lihat di screen komputer mbak2nya eh kita diomelin dibilang gak boleh, lah kan kita yang bayar dan bagaimana gw bisa cek yang situ scan bener apa engga kan, dimana2 wajarnya di supermarket layar nya bisa kita lihat supaya kalau ada perbedaan harga antara mesin kasir dan harga yang tertera di display sama atau tidak itu kan hak kita namun saat itu kita diomelin tapi bukan gw donk klu gak nyinyir dan nyindir sambil mengeluarkan uang cash waktu bayar, itu sudah. 
Hari sudah sore ketika kita selesai belanja dan hujan sudah reda tetapi masih turun, sambil mengambil kembali tas2 kita dan menyusunnya dalam tas belanjaan yang sudah gw siapkan, kita memesan grab untuk kembali ke apartemen, namun apa daya saat itu kita tidak bisa memesan dan tidak ada satupun grab yang mengambil kita, jurus terakhir karena bawaan kita banyak tidak mungkin berjalan kaki kembali ke apartment akhirnya kita mencoba tawar menawar dengan pak supir taxi convensional yang berada di depan mydin dan setelah tawar menawar kita sepakat membayar RM15 untuk jarak kira2 1 km dari mydin ke apartment *not bad mengingat banyaknya barang bawaan dan kaki yang lelah. Supir bercerita kalau byk banjir dimana2 dan macet ketika kita sudah masuk kedalam taxi, *sama donk kita Jakarta juga gituh hee.
baru pemanasan ini wkwk
Puji Tuhan kita tiba di apartement istirahat sebentar berbenah, rencana mau renang2 di kolam renang apartment yang menggiurkan tidak tercapai karena terbatas waktu, jadinya kita menrutungkan niat untuk berenang, mungkin dilain waktu dan kesempatan ya, oleh karena itu lain kali gw akan butuh waktu lebih dari 3 hari di kota ini.
Sejenak melepas lelah untuk sebentar malam tujuan selanjutnya adalah jalan Alor.
Alor Street, jarak dari apartment kita ke tempat ini tidak terlalu jauh cukup berjalan kaki sejauh seitar 600mtr kita sudah tiba di tempat yang touristy itu, penasaran saja apa yang bisa kita dapat ketika kita disini, selain jajanan-jajanan yang menarik, disini banyak tempat makan seafood, kita menyusuri jalan ini sampai ujung dan kembali, menurut gw sih kesannya ramai banget, dan jalanannya sempit kita berjalan pasti akan selalu tabrak2an dengan orang lain, berbeda dengan myeong dong, takeshita street, wangfujin, ataupun nanjing atau tempat lainnya di Alor sepanjang jalan adalah makanan saja, namanya juga alor food street yak wkwk, dan kata orang makan disini harganya mahal pakai banget tapi karena ini adalah pertama kali kita kesini maka kita akan mencobanya walaupun mahal dan bener mahal haha, namun porsinya lumayan besar dan rasanya enak juga jadi tidak banyak menyesal membayar, pelayanannya pun cepat dan tidak jutek heee kita menghabiskan RM100 untuk makan disini jadi sekitar Rp. 350,000.- untuk jenis makanan yang menurut gw enak.



ini Bebek, sumpah enak

carot cake porsi medium



ikan patin khas alor.. sumpah enakkkkk
Cukup puas dan porsi diatas sangat lebih dari cukup untuk kita ber4 dan buat gw cukup sekali makan disini well entah gw akan coba lagi atau engga, kesan gw terhadap alor street adalah cukup sekali saja, kita tidak pesan sayuran karena harga sayuran mahal bow, jadi kita berdaging2 aja dlu disini hee.
Selesai dari sini kita mencoba untuk mengisi perut lagi dengan cendol kekinian di malaysia yaitu cendol durian runtuh, menemukannya cukup mengikuti arah dari Google Map. Kita mencoba untuk membooking grab, namun ditengah kita lagi diskusi dan ngobrol mengenaik makanan yang tadi kita makan ada supir grab mobil jumbo yang baru saja menurunjan penumpang dan menawarkan jasanya ke pada kita tanpa menggunakan aplikasi dengan harga RM15 saja, melihat demikian maka tanpa pikir panjang kita menerima tawaran kokoh grabnya yang akan membawa kita ke cendol durian runtuh namun tampaknya dia tidak tahu dimana haha, alhasil kita sempat nyasar2 dan akhirnya ketemu juga, ternyata letak nya dekat pasar dan dipinggir jalan namun ramai, Antrian cendol mengurai malam itu namun tidak terlalu ramai, karena ramai jadi pelayannya ingin kita cepat2 karena kita masih kebanyakan diskusi maka kita dilongkapin sama pelayannya, memang ya kalau servise itu menurut gw Indonesia masih lebih baik daripada negara2 tetangga kita, walaupun resto ramai di Indonesia, pelayan dengan sabar melayani  kita yang bahkan cerewet2 namun di negara tetangga kita baik itu malaysia, singapore, bangkok jangan harap mendapatkan perlakuan yang sama seperti disini. Memesan 2 porsi untuk kita share ber4 sudah cukup karena kita barusan kan habis makan kenyang di Alor.




Selesai menikmati cendol, melihat lokasi di sekelilingnya cukup menarik seperti pasar buah gitu dan buahnya terlihat segar2.
Kita memesan Grab lagi untuk kembali ke apartement dan menyudahi petualangan hari itu. 
FYI harga grab di KL untuk yang mobil reguler 2-4 orang sekitar Rm13-15 hampir setiap tujuan kemana2 kita membayar sekitar harga yang gw sebutkan diatas, hanya yang agak jauh seperti ke Batu cave dan ke TBS harganya sekitar 23RM.
Tiba di apartment kita kembali menpacking barang2 kita kedalam koper untuk besok pagi kita sudah akan berangkat ke Malaka, dan setelah semuanya selesai tidak lupa malam itu kita tutup dengan berdoa bersama dan beryukur atas penyertaan Tuhan selama kita ada di KL.

Bersambung ke Malaysia Trip - Malaka 6-7 Juli 2019

No comments:

Post a Comment