Serial Drama Favorit (Korea) Recap_Come and Hug Me

Kenapa harus menonton Come and Hug Me ?

Untuk Recap video lainnya yang lebih banyak isinya dalam satu post bisa klik di recap part.6
Awalnya review dan recap drama korea gw tulis beberapa judul dalam satu post, namun kali ini gw mencoba membuat maximal 2 judul perpost atau hanya 1 judul drama agar tidak terlalu panjang dalam 1 post yang malah takutnya akan membuat bosan. Post ini dan post2 selanjutnya nanti adalah murni berdasarkan opini dan tangkapan otak gw dalam menonton drama dan makna2 apa saja yang gw dapat dalam menontonnya, mungkin juga ada yang salah mengerti karena gw tidak mengerti bahasa korea jadi hanya mengandalkan visual dan paras muka para aktor ketika translationnya kadang menurut gw ada yang tidak pas juga. 
Setelah nonton Fiery Priest yang ketawa ketiwi, kembali ke drama thriller yang sukses buat tegang, gemes, sebel, sedih. Dari judulnya “come and hug me”  gw berfikir kalau drama ini hanya merupakan drama romantis saja, namun setelah sekilas membaca synopsis singkatnya ternyata tidak melulu mengenai percintaan namun lebih pelik lagi dari percintaan.
Dalam drama ini, gw mendapatkan sesuatu yang agak berbeda dari drama2 korea yang sudah pernah gw tonton sebelumnya dimana didalamnya gw melihat sedikit ada suatu cinta yang tanpa syarat atau unconditional love yaitu cinta antara anak seorang pembunuh dan anak dari seorang korban pembunuhan, dan cinta atau kasih seorang ibu terhadap anak2nya walaupun bukan anak yang dia lahirkan sendiri, dan kasih seorang saudara walaupun itu saudara tiri dan seorang anak yang berjuang melawan takdir yang tidak baik dalam hidupnya. Tidak melulu mengumbar-umbar adegan ciuman dan ranjang, mungkin karena gw masuk ke anak jaman old kali  ya wkwk karena gw sekarang udah emak2. 
32 Episode dengan durasi penanyangan selama 30-35 menit saja dan di-release tahun 2018 oleh stasun tv MBC. 
Drama ini sedikit mematahkan pribahasa buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, gw pernah dengar seorang pembicara di gereja gw yang membahas hal ini bahwa jika kita benar dimata Tuhan sekalipun kita berasal dari pohon dan jatuh namun kita tidak jatuh kebawah karena sebelum jatuh kita sudah ditangkap oleh tangan Tuhan yang akhirnya membuat buah itu berguna. Dan juga sedikit mematahkan drama voice 2 dan voice 3 dimana seorang mantan anak pembunuh atau pysco yang otomatis punya naluri pysco dan membunuh.




Terpesona dan terkesima dengan chemistry yang dimiliki pasangan dalam drama ini antara Jang Ki Yong - Jin Ki Jun (Yoon Na Moo – Gil Nak Won Dewasa atau Chae Do Jin – Han Je Yi) keduanya ituloh sama-sama tinggi, yang satu ganteng dan satu lagi cantik dan Nam Da reum – Ryoo Han Bi (Na Moo – Nak Won Remaja atau Chae Do Jin – Han Je Yi) Nam Da Reum aktor remaja yang bakal ganteng duh lihat dia cakep dan imut serta Ryoo Han Bi juga yang tinggi dan memiliki mata yang indah. 
Terlebih lagi cinta mereka itu loh dalam karakter mereka sangat murni banget yang menurut gw tidak ada cinta seperti itu yang bisa diberikan oleh manusia manapun di dunia ini, *mungkin saja ada hee kecuali di drakor wkwk. 
Semua aktor artis lainnya apalagi si Ajussi Hae Jun Hoo (Yoon Hee jee) yang jadi bapake si pembunuh bener2 mukenya itu loh muke gile wkwk.  
Ini dia Bapake si Psyco
Berbicara mengenai aktor baru yang gw suka yaitu Jang Ki Yong di dalam drama ini *Suka bangek, gw melihat dia menampilkan ekspresi nya yang super sweet, dan senyumnya itu loh manis banget dan dengan wajah dan matanya penuh cinta dan wajah, mata dan senyum itu bisa berubah seketika saat ia sedang marah dari senyumnya yang manis itu berubah jadi senyum yang misterius yang menyeramkan gitu. Beda banget dari Gwang Ill aktingnya di My Mister, sebenarnya gw sudah mulai melirik dia di drama seri My Mister *nih orang kok ganteng yak wkwk hanya karena di My Mister dia jadi orang yang bengis dan kejam jadi pesonanya kurang keluar. 
Sebut saja sederet aktor yang baru gw suka semakin bertambah di 2019 yaitu Jang Ki Yong, Seo Kang Jun, IU, Nam Da Reum, Yeo Jing Goo uuuu nanti gw mau update lagi tulisan mengenai aktor dan artis korea fav gw. Semangat.
Drama ini bisa gw kasih nilai 10/10 kalau gw tidak menemukan keanehan dan ketidakbiasaan,  kejanggalan di dalam jalan ceritanya karena itu gw mau kasih nilah 9.8/10 saja cukup untuk drama yang jalan ceritanya menyentuh hati ini. Sudah gw sebutkan diatas drama ini sedikit hampir samar dan  sama dengan drama voice dan drama voice pun juga hampir sedikit samar dengan drama Hollywood yang berjudul Following yang dibintangi Kevin Beacon *ada yang tau ga.
Keanehan dan Kejanggalannya antara lain yaitu : 
Pertama, adalah alasan Ayah Na Moo membunuh orang tua Nak Won yang menurut gw kurang jelas, hanya sekilas disebutkan bahwa Na Moo menjadi pria yang lemah karena Nak Won tapi masa orang tuanya yang dibunuh atau karena ia melihat kedua orang tua Nak Won baik terhadap Na Moo, atau mungkin namanya juga psikopat untuk membunuh gak perlu alasan kali ya, tapi btw pasti ada alasan yang memicu dia membunuh juga sih harusnya.
Kedua, reporter yang di dalam drama ini sangat mengganggu sekali, padahal ia hanya murni mengejar berita tapi untuk apa dan siapa, karena reporter ini pun tidak punya latar belakang yang telah disakiti oleh pembunuhya dan pun ia bukan seorang yang terlibat dalam konspirasi politik atau apapun yang berhubungan dengan pejabat korupsi yang menguntungkan pihak2 tertentu dari adanya berita itu, hanya murni supaya buku yang diterbitkan olehnya laku dipasaran tapi pun kenapa dia perlu  menulis autobiographi seorang pembunuh kurang kerjaan kali  ya, dan keluarga korban pun sangat marah akan terbitnya buku itu, atau mungkin karena  yang meninggal itu keluarga artis terkenal tapi masa sampai anak2nya yang diteror sampai menghalalkan segala cara, namun diakhir dia menuai juga apa yang ia tabur.
Ketiga, Didalam tahanan atau penjara di korea, apa memang penjagaan tidak seketat itu dan seorang pengunjung bisa bebas seperti itu untuk menemui tahanan yang notabene adalah psychopath tanpa perlindungan dan juga tahanan berbahaya seperti itu bisa dibawa kemana2 dengan mobil tahanan tanpa penjagaan ketat dan hanya diikat tali tanpa dirantai baik kaki dan tangan seperti yang kita sering lihat dalam film atau drama Hollywood.
Keempat, ada scene dimana ayahnya Na Moo seorang  tahanan psikopat bekerja dipenjara menggunakan alat berat seperti mesin potong kayu, palu dsb, apa tidak berbahaya itu ya, sementara di drama lainnya pinsil atau pulpen saja tidak boleh masuk kedalam ruang tahanan.
Kelima, Jalan ceritanya agak terlalu banyak adegan yang menurut gw tidak perlu dan sedikit lambat dari ekspektasi gw sih tapi so far gw suka. 
Keenam, yang gw tangkap dalam translasinya hukuman yang diterima oleh Ayahnya Na Moo adalah hukuman mati tapi kok sudah 15 tahun belum di eksekusi juga apa gw yang salah ngerti arti hukuman mati ya atau hukuman seumur hidup?

Aniwey mari kita mulai :
Terdapat 2 keluarga, keluarga yang satu adalah keluarga Gil Nak Won yang merupakan keluarga yang baik hati dan bahagia, ayahnya adalah pengusaha dan ibunya adalah seorang artis yang terkenal kencantikannya dan ia juga  memiliki seorang kakak angkat lelaki yang sangat dia sayangi, Nak Won hidup berkecukupan akan kasih sayang dan harta, ia sangat ceria dan baik hati. Karena ingin beristirahat dari hingar bingar keramaian mereka pindah ke sebuah desa dan menetap disana.
Keluarga Yoon Na Mo bisa dibilang adalah Nampak seperti keluarga bahagia juga dikala sebelum mengetahui sifat ayahnya yang jahat, sejahat2nya ayahnya toh awalnya ia sangat menyayangi keluarganya, Ayah Na Moo sudah menikah 3 kali dari isteri yang pertama ia memiliki anak Lelaki bernama Yoon Hyun Moo dan dari isteri yang ke dua adalah Yoon Na Mo dan Chae So Jin adalah anak bawaan dari Istri ke 3 yang sekarang ini menikah dengan ayahnya Na Moo. 
Mereka nampak bahagia namun ada sesuatu misteri atau awan kelam yang menutupi wajah ayah mereka yang sebenarnya dirasakan oleh mereka semua namun amat terasa bagi So Jin seorang  anak kecil. Karena tidak mau melawan orang tuanya mereka tidak peduli apa yang ayah mereka lakukan.
Na Moo adalah seorang anak yang baik dan penurut dan juga pendiam yang berbeda dengan Hyun Moo yang urakan, nakal dan selalu mencari gara2 dan berantem dengan orang lain.
Nak Won bertemu dengan Na Mo waktu ia dan keluarganya pindah di Desa tersebut dimana Na Moo dan keluarganya tinggal, Na Mo yang cenderung jarang bergaul dengan teman2 seumurannya lebih memilih diam dan selalu menyendiri di sekolahnya. 

Pertemuan Perama Mereka
Nak Won yang anak baru dan belum punya teman selalu saja mengganggu Na Mo karena Nak Won Menyukai Na Mo. Akhirnya pun mereka bersahabat dan saling peduli satu dengan lainnya dan lama-lama saling mencintai, sampai akhirnya ditemukan kedua orang tuanya Nak Won Meninggal dan Ayahnya Na Moo ditangkap sebagai pembunuh berantai yang juga membunuh kedua orang tua nya Nak Won.
Malam itu adalah malam natal lampu2 dekorasi natal dan makan malam keluarga sudah tersedia dimeja makan dan musik natal pun sudah mengalun hanya saja Nak Won sedang menangis ketakutan, melihat orang tuanya sudah mati dan kakaknya yang untungnya belum sampai dirumah, setelah orang tuanya terkapar kini saat gilirannya yang mati, namun tepat pada saat itu Na Moo datang menyelamatkan Nak Won, ia bahkan berjuang melawan ayahnya untuk menyelamatkan Nak Won, ia sudah memanggil polisi untuk menuju rumah Nak Won untuk menangkap ayahnya, Nak Won berhasil selamat namun Na Moo diliputi oleh perasaan yang amat sangat bersalah atas apa yang ayahnya sudah lakukan kepada keluarga Nak Won, ia membuat ayahnya sendiri dipenjara. Sebelumnya ia memergoki ibunya hendak kabur bersama So Jin karena ketakutan dan ia membiarkan mereka kabur, *mungkin Na Moo sudah tahu ayahnya itu jahat. Ibunya kabur karena mengetahui bahwa suaminya ternyata seorang pembunuh, dia bukannya menelepon polisi dan membuat pengaduan malah lebih memilih kabur dari suami dan rumahnya, dan bersembunyi, yang akhirnya membuatnya sangat merasa bersalah karena ia hanya kabur tanpa memikirkan akankah ada korban lain setelah hari itu. 
"Bukan Salahmu" adalah kata2 Nak Won sambil memeluk Na Moo saat berpisah setelah kejadian malam Natal itu, membuat gw mewek hehe, baik Na Moo dan Nak Won keduanya nampak sangat terpukul, setelah kejadian itu mereka pun berpisah.  
Seorang yang menyaksikan orangtuanya dibunuh oleh ayah orang yang ia cintai dapat berkata seperti itu merupakan sesuatu yang sulit menurut gw dan sejak saat itu Nak Won hidup dihantui oleh ketakutan akan kejadian malam itu dan Na Moo hidup berusaha untuk menebus perbuatan jahat ayahnya 
15 tahun kemudian Na Moo sudah menjadi Polisi yang mengejar penjahat kemanapun tanpa mempedulikan dirinya dan Nak Won mengikuti jejak ibunya menjadi artis, karena memiliki PTSD sulit baginya untuk berakting cerita pembunuhan namun akhirnya ia berhasil menjadi seorang artis terkenal.  


Sebuah buku akan diterbitkan mengenai pembunuhan yang dilakukan oleh Yoon Jee Hae entah apa maksud si penerbit menerbitkan buku seperti ini. Membuat Na Moo dan Nak Won pun tergannggu akan tetapi inilah yang akhirnya mempertemukan mereka kembali.
Yoon Jae Hee masih belum puas dan mengejar agar ia bisa mewarisi sifat Psicopatnya pada Na Moo, ia malah makin parah dan mengutus followernya untuk membunuh Nak Won dan Jee Hae sendiri berhasil kabur dari penjara dan bahkan hendak memburu dan membunuh isteri  yang kabur darinya dan tega membunuh anaknya Hyum Moo, untungnya mereka berhasil diselamatkan.
Lalu Hyun Moo yang selalu berkelakuan kasar  namun ia sangat perhatian terhadap adiknya So Jin dan Ibunya, diam-diam ia mengawasi ibu dan adiknya ini setelah ia keluar dari penjara karena membunuh temannya eh atau memukuli ya lupaa heee tapi dia di penjara cukup lama juga loh *bingung.
Hyun Moo selalu iri pada Na Moo karena ayahnya sangat perhatian pada Na Moo saja, ia berusaha membuat ayahnya terkesan dengan menakuti Nak Won namun tidak bisa membunuh dan malah ia jadi terjebak diantara ayahnya yang jahat dan follower ayahnya. Dan ia pun melukai Na Moo karena Na Moo tidak mau melawan kakaknya.
Perjuangan Na Moo dan Nak Won dalam mengatasi masalah mereka masing-masing membuat gw tersentuh banget, dan bagaimana ibu Na Moo, Hyun Moo dan So Jin berkorban dan berjuang juga untuk kebahagian anak2nya walaupun bukan anaknya sendiri, ternyata ibu tiri tidak sekejam itu. Sehingga akhirnya mereka dapat berhasil memetik kebahagian di akhir cerita. Untuk sisanya boleh nonton aja langsung yaa , drama ini cukup berkesan banget buat gw dan banyak pelajaran yang didapat dari jalan ceritanya dan sangat rekomended ditonton. 

Malaysia Trip - Malaka 6-7 Juli 2019

Sabtu, 6 Juli 2019 (Kuala Lumpur - Malaka - Afamosa fort, Stadhuys, St Paul, Christ Church, Jonker Walk)

Cerita di Kuala Lumpur bisa di cek di Malaysia Trip - Kuala Lumpur 4-6 Juli 2019
Cara menuju Malaka kita menggunakan bus Delima yang dipesan melalui easybook sebelum kita  berangkat ke KL, bus ini berangkat dari Terminal Bersepadu Selatan (TBS) menuju Malaka Sentral, harga tiket busnya total ber4 adalah Rp. 167,076.- jadi per orang sekitar Rp.40,000.- dengan jarak tempuh sekitar 2 jam dan bus tidak berhenti di rest area, jadi siapkan kantong untuk pipis jika kalian beser heee.
Pagi itu kita bangun lebih santai karena bus berangkat dari TBS pukul 12.00 siang.
Waktu kita book online kita harus printout email yang kita terima dari easybook, entah kenapa teknologi sudah canggih tetapi  kita tetap harus printout semua bukti pembelian untuk nanti proses check in lagi di terminal bis baru kita akan dapat seperti boarding pass gitu.
Setelah semua selesai, apartemen kita kembalikan dalam keadaan bersih dan rapih tidak mau meninggalkan barang karena nanti akan berabe, demikian juga kunci apt kita kembalikan di mailbox tempat kemarin kita mengambilnya dan memberikan review kepada hostnya dan host juga akan memberikan review untuk gw.
Pagi itu sebelum berangkat kita kembali menikmati sarapan di tempat yang sama seperti kemarin dan membeli sedikit snack untuk didalam perjalanan.
Memesan Grab Car jumbo seharga RM25 menuju TBS, Terminal Bersepadu Selatan cukup bagus dan rapih, ruang tunggunya nyaman dan bagus. 
Bis yang membawa kita ke Malaka tiba dan kita langsung bersiap untuk berangkat, bisnya lumayan nyaman dan bersih, bangkunya lumayan lebar. 
Perjalanan 2 jam tidak begitu terasa, kita tiba di Malaka Central 2 jam kemudian, suasana di terminal tidak terlalu ramai namun rapih dan teratur, sebelum menuju hotel kita makan siang dulu di terminal,  *oh iya kalau kita mau ke toilet siapkan coin ya karena toilet di terminal ini berbayar, 
Drama pertama di Malaka terjadi hehe, sedang melihat2 disekeliling terminal Malaka Central karena tempat makan dan jualan2 disana cukup menarik, gw tergiur untuk membeli kue nanas untuk ngemil, seperti nastar begitu di toko roti seharga 10RM kalau tidak salah, karena tidak punya uang kecil jadi gw mau membayarnya dengan uang 50RM, eh mbak2nya langsung menolak uang gw dan bilang gak mau, dia bilang kita tidak terima uang diatas 50RM, loh gw bengong sebentar donk. Gw memang sudah tidak punya lagi uang 10an ada sih tapi RM 1 gitu sama koin, gw bilang sama mbaknya "Ini bukan uang?" ini uang kalian kan? masa gak mau terima? mba nya bilang pokoknya tidak bise, gw ngorek2 tas gw donk nyari uang kecil langsung, sambil nyinyir lagi hehe ini uang  malaysia loh.. sambil kesel. Hampir gw gak jadi mau beli tapi udah kandung kepengen gimana donk hiks.. 
Kejadian ini tidak cuma sekali ada gw lupa waktu beli snack apa gitu gw mau bayar menggunakan beberapa uang kertas RM1 namun ternyata gw juga tidak sadar kalau dapat dari kembalian uang kertas RM1 nya itu ada sobek sedikit di pinggir, padahal hanya sobek kecil dalam arti tidak sampai sobeknya hilang dan mereka tidak  mau terima khuy, gw rada kesel juga sudah peristiwa 50RM terjadi lalu RM 1 gw ditolak hanya karena ada sobek di pinggirnya, woooaaa Malaysiaa, ini uang kalian loh masa uang kalian, kalian tolak sendiri gw sempat bilang spt itu kepada mereka, comeon only RM 1 bukannya RM50 atau RM 100 yang sobek, haiyaaahh. Kalau kamu terima kembalian juga harus cek dan lihat lagi uang yang diterima ya. karena pedagang disana juga tidak mau terima uang cacat walaupun itu hanya RM1.
Selesai makan siang di Subway yang ada di Malaka Central kita kembali memesan Grab Jumbo menuju Fenix Inn dengan harga masih sekitar 15 an, dan uang gw yang tadi ditolak toko roti gw kasih ke supir Grab berharap gak ditolak lagi dan supir itu terima, puji Tuhan
Waktu menunjukkan sekitar pukul 3 sore ketika kita tiba di hotel, kita hanya menaruh barang duduk sebentar dan kembali lagi keluar untuk menuju ke gedung merah dan jonker walk, sebelum ke gedung merah kita berjalan kaki menyusuri beberapa tempat wisata seperti gw sebutkan diatas.
Pertama  yang terdekat dari penginapan adalah Afomosa sebelum sampai di Afomosa kita melewati dataran pahlawan, sebuah lapangan yang luas dan dikelilingi mall disisi kanan dan kirinya seperti alun2, setelah menyusuri itu kita baru tiba di Afomosa. Afomosa adalah bangunan yang dulunya adalah sebuah benteng yang sudah hancur sebagian, namanya benteng yang pasti letaknya diatas dan untuk melihat2 kita harus naik keatas, kalau  mau lebih tahu lagi, hanya gw dan cc yang naik keatas, qq dan nn lebih memilih menunggu dibawah dan setelah itu mereka pun menghilang entah kemana hihi, mungkin mereka melihat2 deretan stan yang berjejer dibawah,  di tempat ini sedikit ramai terdapat banyak stan/tenda2 makanan khas dan kebudayaan malaka, sepertinya tadi siang ada acara, namun sudah selesai karena stan tersebut sepi dan sebagian sudah ada yang tutup. 
Ditengah suhu udara yang panas dan lembab ini menaiki tangga menuju puncak benteng adalah sesuatu yang melelahkan banget, pantang mudur kita berdua naik dan mengelilingi benteng itu setibanya diatas, bentengnya lebih kecil dari benteng yang ada di Macau, saat itu gw merasa seperti napak tilas waktu gw di macau saat berjalan mengelilingi benteng juga tapi bedanya udara disini puanas banget, cukup menarik peninggalan2 jaman kolonial, diatas udara lumayan sepoi2 dan sedikit sejuk, kita menghabiskan waktu untuk jepret sana sini di sini, dan ada juga pengamen didalamnya yang memainkan musik sambil kita berkeliling.
Dataran Pahlawan



Puas berfoto kita kembali turun, sempat kehilangan kontak dengan qq dan nn, entah kemana mereka, mungkin mereka sedang jalan2 keliling, kita berempat main cari2an akhirnya ketemu juga ternyata mereka masuk kedalam mall dan sedang duduk di kursi pijat wkwk rupanya lelah, lumayan mendinginkan badan yang berkeringat, cc sempat keliling sendiri dan membeli kaos untuk berganti pakaian karena pakaiannya sudah basah.
Lagi sedang cari2 an tadi gw sempat beli ini di truck minuman, seger dan enyak.
Suhu tubuh sudah mulai agak turun, selesai duduk di kursi pijat yang akhirnya ber4  kita bergantian duduknya heee, kita kembali lagi berjalan menuju tempat selanjutnya yaitu Gedung Merah. 
Menyusuri jalan dan terdapat becak warna warni  seliweran dengan dekor berthemakan kartun unik dan mewah ada yang lucu ada yang romantis dengan diiringi alunan musik yang lumayan ramai dari masing2 becak sesuai dengan thema dekorasi becaknya, ada musik dangdut, musik melayu sampai musik ipin upin. 
Tiba juga di gedung merah dan hari sudah menjelang sore, gedung merah ini nampak cantik, disini ada gereja "Christ Church" yang ternyata masih beroperasi dan ada jadwal ibadahnya. 






Menarik sekali tempat ini gw bisa menghabiskan waktu lama sebenarnya untuk duduk2 dan nongkrong disini, sudah puas berfoto, kita berjalan menyebrang jalan karena disanalah terdapat jonker street, area gereja dan jonker ini dipisahkan oleh sebuah sungai, sayangnya kita tidak sempat untuk ikutan naik perahu melihat2 kota malaka melalui sungai, sebenarnya gw pengen banget.. hikss.


Ini lumayan gw dapat magnet untuk koleksi disini lebih bagus2

Gak kesampaian untuk naik perahu
Saat kita memasuki Jonker street hari sudah menjelang gelap, didepan Jonker ada atraksi lempar2 kelapa nampaknya seru, si bapak dengan sigap dan cekatan melakukan aksi tersebut sambil kita menikmati kelapa yang dijual dan rasa nikmat dari air kelapa membuat sore yang panas itu menjadi sejuk.


Ini kudu harus coba ya enak banget
Cukup seru menyusuri jalan ini dan hari itu ramai sekali, karena katanya Jonker itu hanya buka di hari sabtu dan minggu karenanya kita ke malaka memilih hari sabtu agar bisa melihat2 suasana dan situasi jonker walk ini, 1 blok disamping kanan dan kiri jongker terdapat jalan unik yang banyak lukisan didinding yang cantik jika kita berfoto disitu namun sayangnya kita belum sempat untuk menyusurinya, 2 hari sebenarnya tidak cukup untuk menikmati serunya kota Malaka.
Jangan kupa kalau kamu ke Jonker, mampirlah di resto legendaris dan mencoba chicken rice ball, buat yang muslim lebih baik jangan karena ada menu babinya. 
Harganya tentu saja jauh lebih murah dari pada Alor street, makananya uenak banget, tapi gw pribadi gak begitu suka dengan rice ball nya, buat gw mending nasi biasa aja, karena agak sedikit berbau, jadi gw kurang begitu suka.
Resto nampak ramai malam itu namun karena pelayanannya cepat jadinya orang2nya juga cepat bergantinya, sempat salah datang makanan yang kita pesan, kita baru engeh agak lama untung belum disentuh jadi langsung ditukar oleh mereka, pelayanannya lumayan cepat dan baik sehingga kita semua puas makan disitu.
Ayam rebus, Babi Panggang, kailan ini yang benar
Rice ball, kailan, Ayam Panggang salah hehe untung belum disentuh
Babi Panggangnya enakkkkk

Selesai makan, perut kenyang kita kembali menyusuri jonker walk dan karena sudah lelah ditambah hawa yang panas banget baru kali ini gw merasa pengen nagis dan nyerah dan lelah banget, gw ingin lekas kembali ke Hotel. Panas ini menyerap energy gw sehingga gw sempat berkeinginan untuk kembali sendiri ke hotel jika qq,nn,cc belum puas melihat2. hihi. 
Diputuskan akhirnya kita berpisah karna qq dan nn belum puas melihat2 dan gw dan cc sambil berjalan kembali ke titik awal lewat tenpat makan durian cendol, istirahat sebentar untuk makan cendol lagi, sampai di titik point bertemu qq dan nn, kita menunggu sambil numpang duduk di tukang jual minuman.
Drama Kedua terjadi ketika kita lagi duduk2 dan membeli air minum, qq dan nn sudah kembali dan mereka juga hendak membeli minum, lalu qq menghampiri kokoh2 penjualnya dan berkata kepadanya "Beli air dingin" sambil senyum dan menunjuk di peti tempat kokohnya jual minuman, lalu kokohnya menjawab singit kepada qq *gw lihat itu bengong, dia berkata "dingin apaaaaaa?!?!*.. trus qq jg bengong sebentar, qq mebalas kembali "Air dingin" ini sambil mengetuk peti minumnya tapi dia malah menjawab dengan ketus "tak ada dingin disini", ini Malaysia beda bahasa dengan Indonesia, sambil dia buka petinya dan memberi botol minuman dingin kepada qq dan berkata "ini Sejuk bukan dingin, tak sama" *&*$^&#@ gw dan qq Kesel. *walaupun bahasa beda tapi kan kita dari tadi sudah menunjuk ke peti es tempat dia nyimpan minumannya kok si engkohnya seperti itu ya aneh..
Entah apa hanya kita saja yang punya pengalaman seperti ini atau yang lain juga begitu, sepertinya turis dari Indonesia diremehkan atau gimana ya, gw sih belum pernah mengalami hal2 seperti itu waktu gw pergi sama suami gw ya apa mungkin karena suami gw bule ya, kenapa bule itu selalu dianggap lebih dari kita ya.
Hari itu lengkap sudah, lelah, panas, bau, pegel namun hati ini cukup senang, kita memutuskan memesan grab untuk kembali ke hotel namun apa daya tidak ada satupun grab yang mengambil kita malam itu, sambil menunggu dan mencoba kembali kita duduk di trotoar pinggir jalan untuk istirahat seperti orang tersesat dan hilang arah wkwk
Hendak kembali ke hotel namun sudah lelah untuk berjalan kaki dan grab ataupun taxi tidak ada, mau naik  becak yang kerlap kerlip mahal juga dan harus 2 becak dengan ongkos 15-20RM per becak. heee akhirnya dengan menyemagati diri kembali, kita bangkit dari trotoad dan berjalan juga donk, pelan namun pasti sampai juga di Hotel.

Tiba di hotel kita bercerita dan ngobrol sebentar sambil masak mie instant khas malaysia, dan menutup hari dengan rutinitas kita berdoa bersyukur kepada Tuhan setelah itu kita istirahat tanpa terasa ini malam terakhir kita di malaysia, besok kita sudah ada di Jakarta lagi. hiks.

Minggu, 7 Juli 2019 (Malaka-KLIA2-Jakarta)
Pagi itu kita bangun dan jam 11 pagi kita checkout serta menitipkan semua barang2 kita di resepsionist hotel, sebelum nanti sore jam 4 kita akan naik Bus transnational dan langsung menuju KLIA2 dari malaka sentral yang sudah di pesan melalui easybook dengan harga  Rp.371,843.- total dan perorangnya Rp. 87,943.-
Berjalan menyusuri Mall yang ada di sekitar hotel, ternyata saat itu ada festival mini cooper atau Malaka mini day dengan mobil mini yang dihias2 lucu banget, tentu saja gw mengambil moment ini untuk mengabadikannya lewat kamera.





Selesai dari sini kita makan di Warteg yang ada dipinggir jalan makan di warteg dekat situ terhitung mahal juga perorang kena RM7-10 dengan menu yang hampir sama dengan warteq disini, rasanya sih biasa aja.
Bye Malaka, gw akan kembali other time
Sempat belanja, jajan dan keliling menghabiskan waktu siang itu sampai jam 3 siang kita kembali ke hotel untuk mengambil barang2 kita dan memesan Grab Car Jumbo untuk menuju Malaka Sentral.
Di Malaka sentral kembali kita harus menukarkan print out yang sudah gw print di counter check in bus, dan Drama Ketiga terjadi, begitu gw menyerahkan printout confirmasi booking gw di diminta bayar RM8 oleh mbak2nya, trus dengan baik2 gw bertanya, RM8 itu untuk apa kok saya harus bayar lagi? lalu dia bilang untuk fasility charge gw menjawab fasility charge?? really?? lalu gw bilang kok gw gak tau harus  bayar lagi sih, padahal gw udah printout yang katannya easybook klu gak print baru akan dikenakan biaya, lalu uang kecil gw sudah habis donk gw mengais2 tas  gw, ada sih RM10, cuma gw gak mau pakai untuk itu, antrian agak sedikit terhambat saat itu karena gw masih berusaha untuk mencari koin2 yang gw punya supaya gw bisa habiskan disini, si mba nya kesel gw cuek aja akhirnya RM8 gw bayar tanpa kwitansi yang  gw terima hanya lembaran boarding pass saja. Aneh juga buat apa tuh ya, lalu sebelum masuk ke dalam tempat tunggu  gw menuju toilet dulu donk dan ternyata di dalam toilet pun kita harus bayar, mba2 penjaga toilet minta uang yang notabene gw sudah bayar RM8 untuk fasilitas apaaa?? ada yang tahu? *)
Bus datang agak sedikit terlambat kita menyusun barang2 kita sendiri di bagasi bis tidak ada yang membantu lalu menaiki bus yang akan membawa kita ke KLIA selama kurang lebih 2 jam perjalanan. Bisnya cukup nyaman dengan susunan bangku 2-1 cukup lega dan bersih. 
Karena gw duduk pada baris paling depan, maka pandangan gw pun lebih luas dari orang lain dan gw dapat dengan jelas melihat sopir bus sepanjang perjalanan menuju KLIA sibuk memainkan Handphone nya, sebenarnya pengan banget gw menegornya cuma karena gw berpikir ini dinegara orang jadi agak malas. sang Sopir saat itu sedang menempatkan kita para penumpangnya di dalam bahaya, dan gw hanya bisa berdoa supaya cepat sampai dan tidak terjadi apa-apa. Ini di Malaysia loh, bahkan di Indonesia gw belum pernah lihat sopir bis main HP. *kecuali driver onjol ya hee
Itu sepanjang jalan loh dia mainin HP

Gw pikir per-Drama an sudah tidak lagi terjadi namun terjadi lagi Drama Ketiga *terakhir, Si sopir muka minta ditabok itu yang main HP selama menyetir bus, ditengah perjalanan memasuki rest area dan berhenti, mumpung bis sedang berhenti di rest area kita juga bergegas untuk ke toilet donk karena gw lihat jalanan agak macet hari itu. Bis berhenti dan sopir melihat gw ikut berdiri untuk keluar, dengan singit dia berkata "5 menit telat tinggal" gw dan cc mencoba tenang dan turun sambil berlari kecil ke toilet yang tidak antri sama sekali saat itu, selesai langsung gw berjalan kembali ke bis *gw rasa  belum 5 menit, si sopir bus sudah membunyikan klaksonnya donk menyuruh  kita lari, ya gw tetap saja jalan seperti biasa *nantang hehe, eh bis nya jalan donk *pelan sih, gw tetep aja jalan sambil kesel.. begitu gw masuk dia teriak ke semua penumpang *tengok dulu kanan kiri sudah lengkap belom, semua penumpang diem, gw pun diem aja. *itu sudah drama nya eh masih bersambung nanti wkwk. Inilah pengalaman gw terburuk saat traveling dengan bus ya di Malaysia dengan bus Transnasional dari Malaka Central ke KLIA2. 
Drama bersambung saat kita tiba di KLIA, kita pun tidak tahu ya kalau sebenarnya bis sudah tiba di mana, di KLIA 1 atau KLIA 2, tidak ada pengumuman, tidak ada yang memberi tahu, saat bertanya sama mbak2 yang duduk dibelakan gw dia pun cuma meringis menjawab tidak tahu, heh.. sampai-sampai qq harus turun dan tanya kepada orang yang ada dibawah apakah ini KLIA2? setelah itu dia  lari kembali ke bus dan memanggil kita semua untuk turun dan menurunkan barang2 kita. *itu sudah.
Tiba di airport, karena masih banyak waktu kita sempat berkeliling dan melihat2, di sini banyak barang2 belanjaan yang murah2 loh sebelum kita masuk ke pintu keberangkatan. Kita sempat makan di Foodcourt KLIA2, dan harga makanan menurut gw tidak terlalu mahal untuk ukuran airport.
Malaysia itu murah, bagus dan cantik, Kuala Lumpur kalau dibandingkan dengan jakarta, jakarta masih tertinggal jauh. 
Kala kita mengalami kejadian yang tidak mengenakan seperti drama-drama yan terjadi diatas kita cuma berkata yaaa samalah sama di Indonesia beti-beti, cukup enjoyable dan suatu saatpun gw akan kembali ke Negara ini dengan tujuan wisata yang mungkin sama atau berbeda karena suami gw belum kesini.
Bye Malaysia.. see  you some other time.

  

Malaysia Trip - Kuala Lumpur 4-6 Juli 2019

Dari sekian banyak negara di asia tenggara sebenarnya gw belum berniat untuk trip ke Malaysia, gw lebih memilih Thai atau Sing. *ehh baru sadar ternyata gw belum menjajaki kaki gw di negara2 di asia tenggara kecuali Sing dan Thai. Nah kali inilah gw mencoba melangkahkan kaki gw ke negara tetangga satu rumpun ini. 
Berbeda dengan sebelumnya yang biasanya setiap trip gw pergi hanya berdua saja dengan suami, namun kali ini gw bersama2 teman2 dekat  gw yang tahun lalu pernah pergi bersama ke Belitung.
Formasi awal adalah ber 7 karena satu dan banyak hal terpaksa 2 teman gw dan suami gw gak jadi ikut. hiks, jadinya kita hanya pergi ber 4 saja sebut saja ke 4 orang ini adalah gw, cc (single tanpa suami), qq & nn (suami-isteri). 
Langsung saja gw akan ceritakan detail mengenai perjalanan kita dan apa saja yang kita alami di dalam trip ini. 
Sekedar pertimbangan dan informasi bahwa 4 hari trip ini terasa kurang kalau kita mau mengeksplore lebih lagi Malaysia khususnya KL apalagi ditambah dengan trip Malaka, namun apa daya karena terbentur dengan kewajiban sebagian dari kami yang merupakan ibu RT, klu gw sih gampang karena belum memiliki anak dan suami gw bisa ngurus dirinya sendiri heee.
Pesawat 
Kita terbang ke Kuala Lumpur dengan AirAsia pesawat paling pagi dengan harga untuk teman gw rata2 perorang Rp. 1,2 jt PP (seat PP & bagasi), sedangkan untuk Gw dan suami Rp.1,4 jt, (Hot seat PP dan asuransi plus bagasi 20kg pulangnya saja dan tanpa makan). *mahal juga ya, entah mengapa gw belum pernah benar2 dapat tiket pesawat "murah" banget seperti postingan2 orang2 di Grup FB Backpaker International. Huuuu
Review sedikit mengenai Airasia, setelah sekian lama tidak terbang dengan Airasia, gw angkat jempol gw 2 kalau bisa 4 untuk pesawat low cost ini, dari segi waktu mereka ontime dan airline ini sudah minim dilayani oleh manusia, mereka mengharuskan kita melakukan semuanya sendiri, otomatis tidak ada check in counter dan hanya ada check-in online dan antrian check-in bagage airline ini memang selalu ramai dan panjang, jika ada check-in bagage kita harus datang lebih awal, namun khusus untuk check-in bagage di KLIA mereka sudah tidak menggunakan petugas yang melayani kita melainkan kita melakukan semuanya sendiri, dari men-tag koper2 kita, menimbang dan memasukan tas kita ke dalam counter dan jalan deh tuh conveyor beltnya ke belakang. 
Untuk makanan gw melirik tetangga sebelah gw lumayan menarik juga penampakkannya dengan harga jual yang ada di applikasi lebih murah tentunya, untuk jarak bangku tentu saja gw dan suami sudah pasti harus mengeluarkan uang lebih untuk  membeli Hot Seat alias kursi panas.
Itinerary
Itinerary 4 hari 3 malam di Malaysia,  2 malam kita akan habiskan di KL dan 1 malam di Malaka, tidak ada detail khusus untuk trip ini karena waktunya singkat jadi kita mau fokus hanya KL dan Malaka.
Penginapan
Untuk penginapan di KL kita menyewa apartement melalui website Airbnb, jadi ini adalah pengalaman kedua gw menggunakan jasa airbnb, kita menginap di Apartement Robertson yang berlokasi di bukit bintang dan lokasi bisa dibilang ok juga namun tidak perfect banget karena jarak dari apt ke sekitar tempat wisata berkisar antara 500mtr-1km dan ke Jalan Alor sekitar 500mtr dan dibawah deretan apartment banyak resto dan minimart, dengan harga sekitar Rp. 1,681,700 untuk 2 malam dan 4 orang yang berarti perorang sekitar Rp.400rb, apartemen dengan 2 kamar tidur (1 kamar utama dengan king bed size dan yang 1 nya kamar agak kecil dengan tempat tidur queen Size) serta 1 kamar mandi, dapur lengkap, bersih, cukup murah, hanya saja sayangnya kamar mandinya agak sedikit mengeluarkan bau yang tidak enak yang tidak hilang walau diflush dan di letakkan banyak airfreshner *itu saja kekurangannya. Proses check in maupun check out sangat mudah. 
Di depan Apartment



Ruang Tengah 
Master Bedroom
Second Bedroom
untuk di Malaka kita menginap 1 malam di Fenix Inn yang letaknya strategis dimana kita bisa berjalan kaki untuk menjangkau lokasi2 wisata di Malaka, untuk penginapan ini gw sangat puas dengan kamar dan lokasi, hanya saja harus siap bagi orang yang membawa koper besar karena penginapan ini tidak mempunyai lift. naik tangga khuy tapi mereka bisa bantu kita sih untuk ngangkat koper.  Kita memesan kamar jenis apartemen yang memiliki 2 kamar tidur (1 kamar tidur utama king size dan 1 kamar tidur dengan twin bed) besera ruang tamu, penginapan ini bernilai plus karena ada kamar mandi di setiap kamar, terdapat juga dapur  kecil dengan peralatan lengkap, cukup puas, luas untuk ber4, bersih dengan harga Rp. 577,600/malam, dengan fasilitas seperti gw sebutkan dan jika gw kembali ke malaka gw pasti akan booking di penginapan yang sama. Sayangnya gw gak ada foto kamarnya. 
Ini Lokasi Hotelnya di malaka
Transportasi di KL dan Malaka
kita banyak berjalan kaki, menggunakan Grab car, Go KL, KTM, dan bus antar kota. Dari KL ke Malaka kita menggunakan bus Delima dari TBS dan dari Malaka  ke KLIA2 menggunakan Bus Transnasional yang dibooking melalui Website Easybookdotcom.

Kamis, 4 Juli 2019 Jakarta-Kuala Lumpur (Petronas, Petaling)
Sangat berat pagi itu untuk beranjak dari tempat tidur karena pesawat kita berangkat Pkl.06.00 pagi, maka mau tidak mau, suka atau tidak suka, ngantuk atau gak ngantuk gw harus bangun jam 3 pagi *tidur jam 1, alhasil cuma tidur ayam dan berangkat dari rumah jam 3.30, mengingat cc, qq dan nn harus checkin bagage. kami berangkat masing2 dari rumah kami menuju airport Soekarno Hatta terminal 2. 
Setelah mandi selesai dan ready to go cek apps Grab dari rumah gw di area ciputat-pamulang harga yang tertera mahal banget Rp.180 ribuan dan tidak bergerak juga setelah 15 menit kemudian malah naik menjadi 187 ribu lahhh.. kalau tahu seperti ini semalam gw pesan Blue bird saja yaah itu sudah. 
Sering kali memang transport online untuk roda 4 ini lebih mahal dari taxi convensional, bayangkan saja pernah gw coba booking Grabcar di jam 2 siang dari apartement area glodok menuju slipi seharga 80 ribuan dan harga bergerak naik setiap gw me refresh dalam 5 menit. Alhasil gw memanggil pak Satpam yang sigap memberhentikan taxi convensional yang berwarna biru itu dengan argo hanya Rp. 47,000 sampai depan kantor gw. itu sudah..
Pagi itu gw menukarkan point yang gw punya sebesar equivalent Rp 40,000 untuk mendapatkan potongan jadi naik Grabcar dari rumah gw ke airport sudah dipotong 40rb adalah Rp. 147ribu + Toll, sama harganya dengan argo taxi convensional, balada berangkat kepagian jadi belum ada bus yang beroperasi setidaknya bus yang berangkat dari area bintaro dan serpong belum ada. 
Sempat kuatir awalnya untuk naik grab dini hari karena merasa lebih tidak aman dibandingkan dengan taxi convensional yang jelas tahu kemana akan pergi jika terjadi sesuatu di dalam perjalanan dibandingkan transport online *apa gw aja yang berpikir gitu? hee karena hanya gw sendiri yang berangkat tanpa suami kan serem juga ya jalanan masih gelap dan sepi, mencoba untuk tidak manja minta suami mengantar karena masih pagi, kasihan juga kalau dia harus mengantar gw pagi2 dan harus balik lagi ke pamulang, ya jadi  gw memilih untuk berangkat sendiri, memberanikan diri sambil tidak lupa berdoa sebelum berangkat dan pamitan dengan suami.
Di tengah perjalanan gw mencoba berkomunikasi dengan pak supir dan juga saling bertukar pesan di grup wa  untuk mencek apakah teman2 gw sudah jalan belum dari rumah, belum ada jawaban dari qq dan nn sementara cc ajaibnya sudah tiba di airport. *sesuatu banget. Mobil grab yang  gw tumpangi memasuki toll jorr gw menelepon qq dan dijawab oleh mereka, drama pertama terjadi, pada trip kali ini lumayan banyak drama nya ya, haha dramanya ternyata mereka kesiangan bangun oalahhh, deringan telepon gwlah yang membangunkan mereka, Puji Tuhan  gw punya inisiatif menelepon jam 4.20 mereka baru jalan dari rumahnya, alhasil gw dan cc masuk lagi ke dalam antrian check in bagage supaya jika mereka tiba mereka tidak perlu antri lagi. cukup deg-deg an jam 5 mereka tiba dan langsung maju kedepan mengambil tempat kita hufft.
Sambil menunggu qq dan nn check in bagage ternyata drama kedua terjadi lagi wkwk pasangan teman gw ini memang karena terlalu sibuk terlupakan untuk  mencek kembali apakah mereka memesan bagasi dari jkt ke KLIA secara online atau tidak, alhasil mereka keluar uang lebih sekitar Rp 400,000.- woaaa untuk check-in bagage, pun kandung karena mereka menggunakan koper besar wkwk. Temans.... selalu cek dan ricek ya apa2 saja yang kalian punya jangan seperti kita ini.
All set kita tinggal menuju gate dan menunggu boarding, pesawat takeoff tepat waktu. di pesawat bangku sebelah gw kosong dan gw tidak bisa  bersandar di bahu suami gw yang tertinggal di jakarta hikssss, karena suami tidak jadi ikut maka sebelah gw kosong dan bapak di samping dekat jendela memanfaatkannya untuk memindahkan isterinya ke sebelahnya hikss, melayang sudah uang untuk membayar hotseat gw haha *ketidak-terbangannya suami gw dapat direfund oleh airasia dengan proses yang mudah hanya saja pengembaliannya hanya sebesar sekitar Rp. 226ribu dari harga tiket yang hampir Rp. 1,5jt itu, sedih.
Karena duduk sendirian di hotseat gw meminta qq untuk bertukar tempat duduk agar dia yang besar juga badannya bisa lebih leluasa dan gw yang duduk di samping nn isterinya heee, kita ber4 mencoba tidur untuk mengumpulkan energy hari itu supaya kuat jalan lagi setibanya di KL namun apa daya kalau emak2 udah nyatu jadinya rame heee.
Perjalanan ditempuh dalam 2 jam pesawat mendarat dengan mulus jam 9 pagi waktu KL yang berbeda 1 jam lebih cepat dari waktu jakarta, mata ini terasa sepet masih karena malamnya tidak tidur dengan benar, setelah tiba di terminal gw mulai mencari toilet karena tiba2 perut sakit wkwk, ternyata toilet di KLIA kesannya tidak terlalu  bersih hampir sama dengan Soekarno hatta, malah lebih beraroma. 



Hampir jam 10 kita turun menuju Imigrasi woaaaaaaw dan drama ketiga terjadi, antrian Imigrasi KLIA 2 seperti ular melingkar diatas pagar, tidak teratur, tidak ada yang mengatur antrian, sembraut gak jelas barisannya dan petugas seperti tidak cermat/peduli mengatasi antrian yang membludak pagi itu, andai ini terjadi di Soekarno Hatta pasti sudah banyak orang yang ngedumel ehhh kita sendiri juga banyak yang ngedumel karena pagi itu memakan waktu 2 jam untuk melewati Imigrasi KLIA hufff.
Jadi 1 counter itu ada 4 meja petugas namun 2 meja kosong dan petugasnya hanya ada 2 kanan dan kiri, begitu penuhnya antrian tercipta dari gw masuk ke dalamnya ada di 2 baris kanan dan kiri namun ternyata 1 petugas yang sebelah kiri pergi meninggalkan counter/meja dan tidak kembali lagi, jadi antrian yang kiri hilang arah, alhasil dari 2 baris menjadi 1 baris begitu yang terjadi sementara di baris  paling ujung lebih panjang antriannya namun mereka bergerak lebih cepat karena hanya 1 baris, entah siapa yang memulai karena mba2 petugasnya menegor beberapa orang termasuk gw, dengan nada kesal berkata ke setiap orang "kenape buat 2 line a, siape yang suruh? lahh kaga ada yang suruh mba *dalem hati, gw cuma jawab meneketehe *I dont know, its been like that since 2 hours ago, dari 2 jam yang lalu udeh 2 line, tau siapa yang mulai... *untung paspor gw di cap wkwkwk.
bapak sebelah gw sekeluarga dengan 2 anak lelakinya yang masih kecil menahan pipis dari tadi sempat teriak kesal kepada petugas *psss itu orang indonesia loh wkwkw dia bilang "cem mana ini Indonesia lebih baik dari malaysia" kesel dia karena anak2nya udah tidak tenang dan lelah memang kita semua karena harus berdiri 2 jam. 
Antrian Imigrasi tadi membuat semua rencana kita hari itu berubah, pelajaran kali ini adalah untuk tidak terbang terlalu pagi ternyata karna tubuh lelah dan alhasil setengah harian kita hanya pakai untuk istirahat. selepas imigrasi waktu sudah menunjukkan hampir pukul 12 siang, sangking lelahnya pinggang pegel *duh ketauan umur, kita melepaskan penat sejenak di oldtown white coffee di dekat pintu keluar airport. 
Sambil gw berjalan mencari counter Tunetalk yang letaknya tidak terlalu jauh dari oldtown, hanya sedikit memutar untuk membeli SIM card  yang akan kita gunakan selama di KL dengan harga RM25 yang berlaku selama 7 hari untuk paket data 15Gb, not bad, signal kenceng digunakan tathering oleh 5 hp dan recommended.
Selesai menset data dan minum kopi ngemil roti srikaya kita berjalan mengikuti petunjuk untuk membeli tiket bis menuju kl sentral, muka kita semua sudah muka bantal, lelah, rencana awal begitu kita tiba di KL mau langsung cus ke Batu Cave jadi batal karena gw pikir mengisi waktu sebelum waktu check in apartement di jam 3 sore. *pikir jam 10 an kita bisa keluar airport ternyata  meleset semua karena antrian imigrasi. jadi berubah setibanya di KL sentral kita mencari makan siang terlebih dahulu, lalu pesan Grab Jumbo untuk langsung menuju apartement karena waktu sudah menunjukkan jam 3 sore. pas banget. dan kita sangat lelah.
Untuk Aplikasi Grab jika kita sudah punya di HP kita tinggal di buka saja  nanti dia akan otomastis berubah menjadi Grab malaysia. amat mudah sekali menggunakannya.



Bus menuju KL Sentral
Muka setengah bangun 
Tiba di apartment kita berbenah an istirahat sampai jam 7 malam baru kita keluar lagi untuk menuju menara kembar petronas dengan menggunakan Grab Car.
Drama keempat hari ini terjadi di dalam grab car wkwk, mencoba berkomunikasi dengan driver ternyata drivernya agak kasar bicaranya akan tetapi dia menawarkan jasanya tapi kasar gimana sih, intinya dia agak sedikit memaksa kita untuk menggunakan jasanya mengantarkan kita ke tempat2 tujuan wisata tapi yah begitulah sampai2 kita semua terdiam dan tidak berkata apa2 akhirnya. 
Malam itu suasana di Petronas ramai dan cuaca amat terasa humid, malah terasa lebih panas dari jakarta, kita mencoba menikmati pemandangan lampu kerlap kerlip malam itu sambil menonton air mancur, dan berfoto, apik dan cantik juga kota KL ini kalau dibandingkan dengan jakarta wah Jakarta masih tertinggal jauh.





Selesai dari sini kita rencana mau mencari durian musang king yang terkenal di malaysia menuju petaling street, namun karena keenakan plus susah mendapatkan Grab car dari petronas ke Petaling, untungnya Go KL masih ada jadi cyus kita naik GO KL menuju Petaling, sayangnya ternyata sudah terlambat, waktu menunjukkan hampir pukul 10.00 malam dan hampir semua toko tutup, namun kita tetap saja menyusuri petaling dan menemukan tempat makan Claypot di pinggir jalan dan disampingnya ada tukang duren yesss.. Drama kelima terjadi karena pelayan tempat makan tersebut tidak ramah memburu2 kita yang baru belajar membaca menu dengan nada yang tinggi karena katanya mereka sebentar lagi mau tutup dan kita last order, lahh itu  meja sebelah kita baru juga duduk. Dan makanan belum habis kita sudah ditagih untuk membayar Huftt untung makanannya enak haa jadi nikmat2 aja sih.



Perut puas, setelah itu kita kembali ke apartement karena waktu  menunjukan hampir jam 12 malam, dan kita ber 4 berjalan kaki dari petaling ke apartement yang berjarak sekitar 1 km mengikuti arah panah google map.
malam itu kita tutup dengan berdoa bersama sebelum tidur *maklum jalan2nya sama  ibu pendeta nn. hihi. mengucap syukur atas pernyertaan Tuhan atas perjalanan seharian ini.

Jumat, 5 Juli 2019 (Batu Cave, KL Central Market, Kasturi Walk, Lapangan Merdeka, Sultan Haji Samad Building and around, Mydin, Alor Street, Cendol Durian Runtuh) 
Selamat Pagi Kuala Lumpur, cuaca hari itu centang membahana dan panas, rencana pagi ini kita mau sarapan di bawah apartment ada sederet resto yang nampak menggiurkan dan enak, menuju situlah kita sebelum memulai hari ini. Qq pagi itu memesan makanan dari resto india ayam goreng yang asli ayam gorengnya terlihat biasa saja namun setelah gw coba rasanya enak banget asin2 gurih gitu dan murah, makan apa saja sepertinya hanya RM10. Sementara  gw memesan roti bakar srikaya dan beli mangga.
Sambil masih duduk kita pesan Grab untuk langsung cus  menuju batu cave dengan harga sekitar RM25, hari ini belum terjadi drama apa2 heee, namun hari itu puanas pool banget.
Perjalanan ditempuh dengan waktu 30 menit kita tiba pas di depan batu cave. menghabiskan waktu sambil foto sana dan sini, ajaibnya diwaktu teman gw foto di tangga tidak ada satu manusiapun yang lewat wkwk sungguh beruntung. 
Tidak ada satu pun dari antara kita yang naik sampai ke atas kuilnya, kita hanya berfoto2 dan berjalan2 di area depan batu cave. Lumayan menarik tempatnya dan bagus.




ini buktinya wkwkwk
                                   




Ditempat ini banyak juga jajanan kalau kalian suka jajan dan kembali dari sini kita memilih menuju ke KL central dengan menggunakan KTM atau kereta sambil menikmati saja perjalanan hari itu.





Dari Batu Cave kita menuju ke central market turun di stasiun Kuala Lumpur, 1 stasiun sebelum KL central, dari sini kita  berjalan kaki menuju Central Market dan makan siang disana, Central market hanya seperti pasar terdapat banyak barang2 dan oleh2 produk malaysia, setelah itu kita makan siang di tempat itu di lantai atas nya terdapat foodcourt dengan harga yang terjangkau banget.







Istirahat kaki dan selesai makan perut happy, mencari toilet dan meneruskan perjalanan hari itu, menyusuri Kasturi Walk membeli sedikit oleh-oleh disana, sampai bertemu dengan jalan setapak di samping sungai yang terlihat apik dan bersih sekali yang berujung pada gedung Sultan Abdul Samad, tepat di depan gedung itu adalah lapangan merdeka, tidak lupa kita berfoto di depan KL art Galery sambil menikmati kelapa muda di depan gedung tersebut, suasana hari itu tidak terlalu ramai, namun gw banyak melihat turis2 seliweran didaerah itu, cantik sekali kota Kuala Lumpur ini. .







Sudah lelah keliling2 misi selanjutnya adalah belanja oleh2, gw dan teman2 sepakat untuk membeli oleh2 di supermarket yang bernama MYDIN, kemarin supir Grab bilang kalau ada supermarket yang lebih murah dari Mydin, tapi dari pada repot cari2 lagi, mending yang sudah pasti aja.
Dari KL Art Galery, kita berjalan kaki lagi untuk mencapai Mydin mengikuti arah panah dari google map, sampai disini jika kita membawa tas besar maka tas tersebut harus dititipkan di tempat penitipan diluar mydin yang berbayar tergantung besar kecilnya loker yang kita akan gunakan.
Di dalam supermarket Mydin terdapat banyak produk2 malaysia dan berbagai jenis coklat dan harganya pun sedikit lebih  murah dari pada yang tadi sudah kita lihat di Central Market. 
Kita menghhabiskan waktu yang cukup lama disini karena ini adalah hari terakhir kita di KL dan besok pagi kita sudah akan beragkat ke Malaka, jadi belanjanya pelan2 sampai tidak sadar kalau diluar hujan lebat banget, padahal tadi panasnya puol banget dan hujan cukup lama bersamaan juga dengan lamanya kita di dalam supermarket tersebut. Drama Keenam terjadi, sewaktu kita membayar dan bertransaksi di kasir semua barang2 kita di scan sama mbak2nya namun kita tidak dapat melihat atau mencek harga barang2 yang sudah kita beli, kan banyak tuh sampai sekoper klu teman gw heee, jadi si mbaknya scan2 aja gitu lalu gw penasaran kan karena ingin double check lagi apakah harga yang tertera benar atau engga, intinya ya kita sebagai customer harus juga tahu donk apa yang kita bayar, orang kita yang mengeluarkan uang, mau lihat di screen komputer mbak2nya eh kita diomelin dibilang gak boleh, lah kan kita yang bayar dan bagaimana gw bisa cek yang situ scan bener apa engga kan, dimana2 wajarnya di supermarket layar nya bisa kita lihat supaya kalau ada perbedaan harga antara mesin kasir dan harga yang tertera di display sama atau tidak itu kan hak kita namun saat itu kita diomelin tapi bukan gw donk klu gak nyinyir dan nyindir sambil mengeluarkan uang cash waktu bayar, itu sudah. 
Hari sudah sore ketika kita selesai belanja dan hujan sudah reda tetapi masih turun, sambil mengambil kembali tas2 kita dan menyusunnya dalam tas belanjaan yang sudah gw siapkan, kita memesan grab untuk kembali ke apartemen, namun apa daya saat itu kita tidak bisa memesan dan tidak ada satupun grab yang mengambil kita, jurus terakhir karena bawaan kita banyak tidak mungkin berjalan kaki kembali ke apartment akhirnya kita mencoba tawar menawar dengan pak supir taxi convensional yang berada di depan mydin dan setelah tawar menawar kita sepakat membayar RM15 untuk jarak kira2 1 km dari mydin ke apartment *not bad mengingat banyaknya barang bawaan dan kaki yang lelah. Supir bercerita kalau byk banjir dimana2 dan macet ketika kita sudah masuk kedalam taxi, *sama donk kita Jakarta juga gituh hee.
baru pemanasan ini wkwk
Puji Tuhan kita tiba di apartement istirahat sebentar berbenah, rencana mau renang2 di kolam renang apartment yang menggiurkan tidak tercapai karena terbatas waktu, jadinya kita menrutungkan niat untuk berenang, mungkin dilain waktu dan kesempatan ya, oleh karena itu lain kali gw akan butuh waktu lebih dari 3 hari di kota ini.
Sejenak melepas lelah untuk sebentar malam tujuan selanjutnya adalah jalan Alor.
Alor Street, jarak dari apartment kita ke tempat ini tidak terlalu jauh cukup berjalan kaki sejauh seitar 600mtr kita sudah tiba di tempat yang touristy itu, penasaran saja apa yang bisa kita dapat ketika kita disini, selain jajanan-jajanan yang menarik, disini banyak tempat makan seafood, kita menyusuri jalan ini sampai ujung dan kembali, menurut gw sih kesannya ramai banget, dan jalanannya sempit kita berjalan pasti akan selalu tabrak2an dengan orang lain, berbeda dengan myeong dong, takeshita street, wangfujin, ataupun nanjing atau tempat lainnya di Alor sepanjang jalan adalah makanan saja, namanya juga alor food street yak wkwk, dan kata orang makan disini harganya mahal pakai banget tapi karena ini adalah pertama kali kita kesini maka kita akan mencobanya walaupun mahal dan bener mahal haha, namun porsinya lumayan besar dan rasanya enak juga jadi tidak banyak menyesal membayar, pelayanannya pun cepat dan tidak jutek heee kita menghabiskan RM100 untuk makan disini jadi sekitar Rp. 350,000.- untuk jenis makanan yang menurut gw enak.



ini Bebek, sumpah enak

carot cake porsi medium



ikan patin khas alor.. sumpah enakkkkk
Cukup puas dan porsi diatas sangat lebih dari cukup untuk kita ber4 dan buat gw cukup sekali makan disini well entah gw akan coba lagi atau engga, kesan gw terhadap alor street adalah cukup sekali saja, kita tidak pesan sayuran karena harga sayuran mahal bow, jadi kita berdaging2 aja dlu disini hee.
Selesai dari sini kita mencoba untuk mengisi perut lagi dengan cendol kekinian di malaysia yaitu cendol durian runtuh, menemukannya cukup mengikuti arah dari Google Map. Kita mencoba untuk membooking grab, namun ditengah kita lagi diskusi dan ngobrol mengenaik makanan yang tadi kita makan ada supir grab mobil jumbo yang baru saja menurunjan penumpang dan menawarkan jasanya ke pada kita tanpa menggunakan aplikasi dengan harga RM15 saja, melihat demikian maka tanpa pikir panjang kita menerima tawaran kokoh grabnya yang akan membawa kita ke cendol durian runtuh namun tampaknya dia tidak tahu dimana haha, alhasil kita sempat nyasar2 dan akhirnya ketemu juga, ternyata letak nya dekat pasar dan dipinggir jalan namun ramai, Antrian cendol mengurai malam itu namun tidak terlalu ramai, karena ramai jadi pelayannya ingin kita cepat2 karena kita masih kebanyakan diskusi maka kita dilongkapin sama pelayannya, memang ya kalau servise itu menurut gw Indonesia masih lebih baik daripada negara2 tetangga kita, walaupun resto ramai di Indonesia, pelayan dengan sabar melayani  kita yang bahkan cerewet2 namun di negara tetangga kita baik itu malaysia, singapore, bangkok jangan harap mendapatkan perlakuan yang sama seperti disini. Memesan 2 porsi untuk kita share ber4 sudah cukup karena kita barusan kan habis makan kenyang di Alor.




Selesai menikmati cendol, melihat lokasi di sekelilingnya cukup menarik seperti pasar buah gitu dan buahnya terlihat segar2.
Kita memesan Grab lagi untuk kembali ke apartement dan menyudahi petualangan hari itu. 
FYI harga grab di KL untuk yang mobil reguler 2-4 orang sekitar Rm13-15 hampir setiap tujuan kemana2 kita membayar sekitar harga yang gw sebutkan diatas, hanya yang agak jauh seperti ke Batu cave dan ke TBS harganya sekitar 23RM.
Tiba di apartment kita kembali menpacking barang2 kita kedalam koper untuk besok pagi kita sudah akan berangkat ke Malaka, dan setelah semuanya selesai tidak lupa malam itu kita tutup dengan berdoa bersama dan beryukur atas penyertaan Tuhan selama kita ada di KL.

Bersambung ke Malaysia Trip - Malaka 6-7 Juli 2019