Birokrasi : Surat Tanda Melapor (STM) tahun 2020 setelah ITAP Selesai

Setelah ITAP dan Paspor sudah ditangan jangan lupa ada langkah selanjutnya yang harus kita urus yaitu STM (Surat Tanda Melapor) yang dikeluarkan oleh Polres wilayah tempat tinggal kita. 
STM ini berguna untuk mengurus perpanjangan KTP dan jika ingin memperpanjan SIM nanti juga akan perlu.
Tahun 2015 Tangerang selatan belum mempunyai kantor Polres sendiri dan masih bergabung dengan Polres Jakarta Selatan, tahun ini 2020 sudah berdiri gedung megah Polres Tangerang selatan di area Serpong.
4 Juni 2020, pagi2 gw menyambangi kantor Polres Tangsel berharap bisa menyerahkan dokumen sepagi mungkin supaya gw tidak perlu ijin sama bos dan bisa langsung ke kantor tidak terlambat, namun ternyata Polres Tangsel baru memulai pelayanan jam 9.00 pagi. Tiba disitu pintu masih tertutup terlihat mereka masih Apel pagi dan setelah selesai Apel ternyata ada acara sarapan bersama, jadi ya pasrah deh mengirimkan pesan ke bu boss di kantor kalau gw akan terlambat sedikit tiba di kantor.
Masa Pandemi ini gw masuk ke gedung harus cuci tangan, pakai masker dan disemprot desinfektan. 
KTP ditukar dengan kartu tamu dan menuju lantai 4 Gedung Polres TangSel membawa serta dokumen :
  1. Surat permohonan ditandatangani oleh Sponsor (Gw)
  2. Fotocopy KTP sponsor sekalian KK juga (Gw)
  3. Fotocopy KTP lama Suami sekalian KK juga (biar gak bolak balik).
  4. Foto Copy KITAP, Paspor laman muka dan laman stempel ITAP
  5. Foto Copy Akta Nikah
  6. Surat keterangan domisili dari RT dan RW
  7. Copy STM Lama kali aja dia perlu
Menunggu sebentar karena petugasnya masih dibawah katanya, tidak lama menunggu gw bertemu dengan beberapa orang di ruang tunggu dan kami ngobrol berbagi cerita pengalaman kami masing2 dalam mengurus dokumen orang asing yang merupakan keluarganya macam gw dan pegawai kantor yang memiliki TKA di kantornya, seru juga mendengarkan orang bercerita pengalaman mereka dan berbagi juga pengalaman gw.
tidak terasa bapak petugas sudah kembali ketempat dan kami satu persatu dipanggil, karena gw nomor 1 jadi gw masuk terlebih dahulu, dokumen diperiksa sebentar dan gw diberikan tanda terima untuk kembali 1 minggu kemudian yaitu tanggal 11 Juni 2020.

11 Juni  2020, gw tiba di Polres Tangsel jam 9.20, nampak hari itu ramai di ruang tunggu di lantai 4.
Ruangan lantai 4 itu semua tertutup kecuali ruang tunggu dan tidak ada penerima tamu atau receptionist disitu jika tidak ada orang, maka kita harus menekan bel untuk dibukakan pintu, karena saat itu terdapat beberapa orang di ruang tunggu dan beberapa petugas, gw langsung dilayani dan ditanya keperluan gw. 
Gw menyerahkan tanda terima ke petugas dan ia menyuruh gw untuk menunggu sebentar, tidak lama kemudian petugas keluar dan memberikan lembar kertas STM sambil menyuruh gw men-cek kembali apakah isinya sudah benar, ia berkata "ada biaya administrasi ya bu sebesar Rp. 100,000.-" *gw demen nih... 
Sebelum menuju polres di tahun 2020 ini gw sudah mencek baik di website resmi Polres maupun website manapun, apakah pengurusan STM kena biaya resmi atau tidak dan gw tidak mendapatkan jawaban dimana pun itu, ada beberapa blog juga menuliskan bahwa seharusnya gratis tapi di "palak" alias kena biaya tidak resmi.. 
Perlu diketahui 2015 atau 5 tahun yang lalu gw tidak membayar sepeser pun untuk mendapatkan surat tersebut alias GRATIS.    
So karena petugasnya mengenakan masker gw juga rada sedikit tidak mendengar jelas apa yang ia katakan.
Ketika dia mengatakan ada biaya 100,000, respon gw adalah *hehe: masa bayar pak? mahal amat? itu beneran resmi? ahhh 5 tahun lalu saya gratis loh pak *gw ulang2 beberapa kali, masa sekarang bayar? duuuhhh saya gak bawa duit pak, ada cuma 50rb nih di dompet TAPI nanti ya pak, saya mau cari fotocopy dulu untuk minta legalisir STM ini bisa kan pak? dimana fotocopy ya pak adakan disini? Bapak petugas membalas ada bu dibelakang ada koperasi dan bisa legalisir, mau banyak juga boleh, ahh saya cuma butuh 2 kok. Saya foto copy ini dulu ya, nanti saya kan balik lagi, gw langsung keluar mencari foto copy, *emak2 klu udah ngebacot kan panjang hehehe.  
Setelah membuat 2 lembar fotocopy gw kembali ke lantai 4 untuk menyerahkan 2 lembar fotocopy tersebut dan diterima oleh petugas lainnya yang bertanya untuk apa sih bu Legalisir segala, gw menerangkan bahwa legalisir ini adalah untuk *pengalaman 5 tahun lalu sih :
1. Asli buat pegangan saya pak
2. Legalisir 1 untuk  nanti perpanjan KTP di Dispenduk/Dukcapil
3. Legalisir 2 untuk nanti perpanjangan SIM A&C
ohh oke tunggu sebentar  ya bu, kata bapak petugas, lalu ia masuk kedalam dan beberapa menit kemudian ia kembali menyerahkan 2 lembar Legalisir STM ke gw dan gw melongok2 untuk mencari bapak yang bilang tadi kena biaya admin 100,000 sudah menghilang dan gw pun pulang tanpa membayar apapun. Let see 5 tahun lagi yaa.... karena STM nya berlaku 5 tahun.
Soo biaya GRATIS, entah di negara kita apa gaji polisi kecil ya? atau sudah habitnya malak? pengalaman  gw dengan polisi pasti tidak pernah mulus yang seharusnya gratis dia kenakan biaya, yang seharusnya biayanya hanya 75,000 mereka bilang 150,000 dua kali lipat, sampai pernah  kejadian, gw kirim email keluhan dan pengaduan resmi berujung dipanggil untuk wawancara terkait pungli tersebut sudah pernah gw alami berkaitan dengan Petugas Polisi dan kinerja polisi, yang seharusnya notabene adalah pelayan masyarakat. Saya harap kedepannya lebih baik POLRI kita. 
Saya pikir jika petugas polisi lalulintas tegas *tanpa pungli, pasti pelanggaran di jalan raya pun akan banyak berkurang bahkan tidak ada lagi karena pengguna jalan pun akan terbiasa taat dan takut kena sanksi dengan peraturan bukan petugas. *hanya berfikir saja.

Serial Drama Favorit (Korea) : The Great Show (Recap dan Review)

Drama yang satu ini memiliki rating tidak terlalu tinggi2 amat, namun gw suka akan jalan ceritanya yang cukup menarik dan banyak nilai2 bagus, walaupun menurut review orang2 pemeran utama wanita Lee Sun Bin terlalu muda untuk menjadi lawan mainnya Song Seung Heon, buat gw sih ok aja. 
Bagi yang suka drama romantis yang bertema cinta2an mungkin tidak suka drama ini, karena jalan ceritanya lebih fokus ke politik dan keluarga politisi.
Karena Song Seung Heon lah gw nonton drama ini.
Drama TVN, 16  episode, tahun 2019, Dibintangi oleh tentu Song Seung Heon sbg Wi Dae Han, Lee Sun Bin sbg Jung Soo Hyun dan Lim Ju Hwan sbg Kang Joon Ho. 
Wi Dae Han adalah seorang politisi yang idealis menurut gw, oleh karena itu dia tidak pernah menang dalam pemilu karena dia tidak pernah main kotor dalam setiap kampanyenya. 
Berawal dari perlakuan yang tidak adil terhadap orang2 kecil termasuk ia dan ibunya, membuat ia bercita2 ingin menjadi anggota dewan yang selalu berpihak kepada rakyat. *jadi inget seseorang. 
Ia gagal dalam pemilu karena berita yang tersebar di internet tentang dirinya sehubungan dengan ayah kandungnya yang ditemukan meninggal seorang diri di dalam apartemen kecilnya. Dituduh menterlantarkan ayahnya dan ditambah juga dengan buzzer2 lawan politiknya di internet membuatnya di cap anak durhaka. Rupanya netizen korea juga kejam ya hehe.
Publik tidak tahu bahwa sebenarnya ayahnya lah yang berselingkuh dan berujung menterlantarkan ia dan ibunya sewaktu ia masih kecil. Wi Dae Han kecil lebih memilih tinggal bersama ibunya yang membesarkannya, bukan hanya diterlantarkan bahkan untuk bertemupun ia ditolak ayahnya.
Kalah dalam pemilu karena di cap anak durhaka, *pencitraan pengaruh ternyata dalam politik. tidak membuatnya putus asa, ia bisa join lagi setiap 4 tahun waktu pemilihan.
Suatu hari seorang anak remaja menghampirinya dan mengkalim bahwa ia adalah anak kandungnya dari cinta satu malamnya dengan ibunya dan si anak remaja bernama Han Da Jung membawa serta 3 adiknya dari pernikahan ibunya dengan ayah tirinya. 
Han Da Jung dan 3 adiknya ini terlantar tanpa orang tua, ibunya meninggal dan ayahnya kabur entah kemana, menjadikan Wi Dae Han sebagai walinya.
Tak percaya namun serta merta tiba2 Wi Dae Han memiliki 4 anak, bukan politisi namanya kalau segala sesuatu tidak ia manfaatkan. Ia pun membuat kontrak dengan puterinya untuk membuat sebuah panggung politik dan mengembalikan citranya dari anak durhaka menjadi ayah nasional. Hasil test DNA sebenarnya membuktikan bahwa ia dan Han Da Jung bukan ayah dan anak, namun demi sebuah panggung politik ia menyimpan rahasia itu untuk kembali berpolitik.






Jung Soo Hyun adalah mantan pacar dan adik tingkat Wi Dae han sewaktu kuliah dulu yang lama mereka tidak berjumpa akhirnya berjumpa kembali. 
Soo Hyun menyimpan kesedihan dan trauma karena adiknya meninggal saat ia berkencan dengan Wi Dae Han, adiknya meninggal akibat kecelakaan kerusahan Lift di dalam sebuah mall sewaktu Soo Hyun membuatnya pergi ke mall tersebut untuk menukar atau mengembalikan barangnya.
Karena merasa bersalah yang amat dalam membuatnya trauma terhadap lift dan ruangan tertutup, jadi ia tidak pernah dan takut naik lift bahkan belum pernah naik pesawat, saat ia bertemu dengan Han Da Jung putri Wi Dae han serasa bertemu kembali dengan adiknya yang meninggal membuat ia dekat lagi dengan Wi Dae han. 


Masalah demi masalah mereka hadapi bersama sebagai keluarga, akhirnya menjadi terbiasa akan keberadaan satu keluarga dan mereka saling peduli, saat sedang di puncak dan mereka bagaikan keluarga yang harmonis ayah kandung mereka muncul bahkan lebih parahnya kemunculan sang ayah kandung di manipulasi dan juga dimanfaatkan oleh lawan politiknya Wi Dae Han untuk menjatuhkannya.
Sekali lagi kasus ini membuat Wi Dae Han hampir jatuh terjun bebas di jurang dalam dunia politik. 
Keluarga harmonis itu mulai goyang dengan kemunculan ayah kandung mereka yang juga mengetahui bahwa Han Da Jung bukan anak kandung Wi Dae han melainkan anak hasil dari perkosaan terhadap istrinya sebelum menikah dengannya.
Walaupun bukan anak kandung karena sudah terbiasa maka timbul rasa sayangnya terhadap anak2 angkatnya sampai Wi Dae Han bersedia mundur dari pemilihan umum untuk menjadi anggota dewan demi melindungi puterinya. 
Ia hanya mau Han Da Jung tahu kalau ia puteri kandungnya dan bukan anak hasil perkosaan, walaupun akhirnya secara tidak sengaja Han Da Jung tahu bahwa ia ternyata bukan anak kandung Wi Dae Han.
Mencoba menjadi ayah yang baik demi melindungi Han da Jung ia hendak mundur dari Pemilihan parlemen, ia memohon pada ayah kandung adik2 Han Da Jung untuk tetap menyimpan rahasia tersebut. 
Dalam 4 tahun yang akan datang ia masih bisa ikut pemilihan parlemen sedangkan Han Da Jung jika tahu mengenai ayah kandungnya akan luka seumur hidupnya, itu yang tidak diinginkan oleh Wi Dae Han. 
Berakhir kalah dalam pemilu bukan akhir baginya, ia masih memiliki kesempatan 4 tahun lagi dan untuk saat ini Wi Dae Han lebih fokus menjadi ayah dan kakek bagi keluarganya dan menjadi pembicara, tutor dalam acara2 tv dan fokus mengurus keluarganya walaupun bukan anak2 kandungnya keluarga ini nampak harmonis. keluarga bukan hanya sekedar hubungan darah melainkan hubungan saling mengasihi dan mengisi kekurangan satu dengan yang lain, Tidak ada romansa, tidak ada adegan ciuman, tidak ada cinta2 an namun gw sangat menikmati jalan cerita dari drama ini.
Bagusss...