Day 4, Seram - Ambon
Bangun pagi rencana mau keliling
pantai dengan body (Perahu) tapi karena waktu jadi kita gak jadi keliling
pantai pakai body, pagi2 kita hanya main ke tepi pantai dekat rumah famili di
desa Waisarisa dan setelah itu kami serombongan ponakan2, anak2 yang tua dan
muda berencana ke pulau OSI yang telah dipastikan oleh saudara gw disana akan
cukup waktu pulang-pergi dari Waisarisa ke OSI untuk mengejar Ferry kembali ke
ambon sore nanti.
Namanya aja ada pulaunya sebenernya
sih bukan pulau, dengan menaiki mobil Box.. catat ’Mobil Box” yang box nya
dimuati oleh anak2 dengan pintu boxnya dibuka, serta beberapa sepeda motor kami
pergi ke pulau OSI, ternyata oh ternyata pulau Osi itu terbilang jauh dari desa
tempat kami tinggal dan jalanannya mulus dan sepi, sempat terbayang kalau ada
apa2 gimana ini, misalnya ban kempes atau mogok hadehh.. dengan jarak tempuh
sekitar 1 jam akhirnya kami sampai di pulau OSI.
Bermimpi ke Pantai Ora gak
kesampaian karena terbentur Biaya dan dan waktu dan bisa2 se desa yang pergi
bisa berabe gw,, hahaha jadilah kita ke pulau Osi saja, Pulau Osi adalah desa
Nelayan pendatang dari sulawesi yang menetap di situ yang dikelilingi hutan
bakau.
Setelah kami ”Piknik” sebentar
di pulau itu, bernyanyi, foto2 dan mengobrol kami kembali lagi menuji Waisarisa
dan lanjut ke Waipirit untuk naik ferry ke Ambon. What a nice trip after long journey
yesterday to get here.
Sekitar jam 6 Sore kami Tiba di Liang Ambon, karena rada
kapok dengan Ojek, sewa mobil juga mahal, maka tanpa basa basi lagi, ada bis kota yang kenek nya
teriak “Paso.. Paso..Ambon” langsung kami naik dah tuh bis, berbeda di ambon
dan di Jakarta , di ambon bis kota dilarang menaikan penumpang tanpa tempat
duduk. Alias kalau tempat duduk belum terisi penuh mereka masih ngetem dan
kalau tempat duduk sudah terisi penuh juga mereka tidak akan menaikkan
penumpang ditengah jalan, jadi semua penumpang harus duduk gak boleh ada yang berdiri.. wahhh enak donk..
Sampai di Paso, hawa Mall orang Jakarta
tiba2 muncul karena melihat mall besar yang baru berdiri “Ambon City Center ” kita bersepakat untuk turun di
depan Mall,.. Bung Stop sini (Kiri bang kalau dijakarta :D) sampai di Mall,
belanja snack dan makan, lalu kami mau kembali ke Amaris Hotel
jl. Diponegoro, Lupa
kalau di Ambon gak ada taxi dan masih bingung mau naik apa, gaya traveler cuek banget nih hahaha.. keluar
Mall Tanya2 secuirty akhirnya kami naik dlu lah angkot yang ke tengah kota,
tapi ternyata waktu menunjukkan hampir jam 9 malam, tanpa malu kami bertanya
sama Sopirnya “bung kalau kami mau ke Amaris Hotel, di diponegoro, kami harus
naik apa lagi bung?” lalu si sopir menjawab wah jam segini beta kira su tarada
angkot lai.. hah (dalam hati) saya diam, lalu supir angkot berkata lagi beta
bisa antar e. lalu saya bersyukur dalam hati, boleh bung, saya bayar berapa
kesana, lalu jawab supir angkot nya yang membuat saya tertegun (karena saat itu
gw berani bayar berapa aja untuk sampai di Hotel Amaris) Beta seng tau berapa
aja terserah.. what a nice supir angkot.. akhirnya kami tiba di hotel amaris
dengan selamat setelah perjalanan cukup melelahkan.
No comments:
Post a Comment