Ambon memang selalu manise…
Orang Ambon yang bertampang
sangar yang biasa kerjanya jadi Tukang Pukul dan kemananan ini ternyata punya
hati yang lembut dan pemalu ciaelah.. hahahaha,
Berkesempatan traveling ke Kepulauan Maluku dengan ibukota Ambon dan sekaligus menemui sanak famili dari keluarga bokap
serta keponakan2 yang cantik2 dan ganteng2 yang udah punya anak dan keponakan lagi yang
lucu-lucu juga, ummmm berarti gw udah jadi tante nenek donk yaa .. yeahh
sepertinya iya, Hati ini sangat senang
dan nelangsa melihat kehidupan mereka yang sederhana dan diluar hangar bingar
dan kemewahan Jakarta..
Sederhana bukan berarti miskin bayangkan didepan rumah mereka ada pohon mangga,
pohon alpukat yang buah nya besar2 dan uenakk.. jalan sedikit sekitar 100 mtr
udah laut tempat mereka melaut untuk mencari ikan plus ikannya seger banget,
ayam berkeliaran kalau mau ayam tinggal tangkap aja hehe ehh ada yang punya ya
hahaha..
Rute Kali ini adalah Jkt-Ambon-Nusa Laut(Desa
Titawai)-Saparua-Seram(Desa Waisarisa)-Ambon-Jkt, dengan hanya 1 mingguan,
kebayang ga sih waktunya cukup apa ngaaa nih (Pertanyaan2 dalem hati aja), tapi
pingin dicukup2in sih alias nekat. Dan Kali kesempatan ini pulak kita traveling
membawa serta Mami tercinta dan Keponakan terganteng dan mama nya, cap cus ber
5 kita naik Batavia Air.
Day 1, Jakarta - Ambon
Takeoff dari Jakarta Jam 1.05
pagi huff.. ini namanya
gak tidur judulnya.
Dari Jakarta kita udah booking hotel namanya Green Home
Residence Ambon daerah samratulangi, berhubung berlibur di musim menjelang hari raya Idul Fitri jadi
udah booking hotel ini dari Jakarta, seperti biasa AC, Kamar mandi dalam plus
ulasan yang baik dari para pengguna jadilah gw booking hotel ini, namun begitu
sampai di Ambon yang mana kita udah booking mobil jemputan juga dari saudara
disana, setelah tau kita tinggal di hotel tersebut mereka bilang supaya kalau
bisa pindah hotel lain saja, karena daerah tersebut “Daerah muslim” dalam hati
saya ahhh gak ngaruh ah mau muslim kek, Kristen kek yang penting bersih.. dan
kita juga netral ajah ah, setelah check in, bersih-bersih kita keluar makan
siang, Di Ambon biarpun letaknya dikelilingi lautan tapi yang namanya makan
seafood muahal juga yeee, seng ada lawang.. :D, setelah makan siang kita mulai
jalan2 mengelilingi kota
ambon dan tentu saja ke salah dua pantai favorit saya Pantai Liang.. kepantai
ini selalu membuat kita berdecak kagum karena airnya jernih dan bagus, kalau
nga ingat hari ini hujan kita sudah berenang-berenang di pantai ini, namun saat
itu karena di Ambon sehabis banjir dan badai maka pantai Liang agak Kotor bukan
karena sampah namum pohon-pohon dan dahan2 yang tersapu banjir masih berada di
pinggir pantai belum dibersihkan karena saat itu masih musim hujan. Saat saya
disana juga lagi hujan deras dan hawa yang brrrr dingin juga ya ambon dikala
hujan.. tapi tetep donk namanya udah jauh2 dari jakarta ditengah hujan juga gw jabanin untuk
berfoto di pinggir pantai Liang. Selesai dari Liang tidak lupa kita ke Pantai
Natsepa, hadeww tuh air jernih bener yak menggoda untuk menceburkan diri ke
dalamnya tapi mengingat hujan jadi nga
jadi hikss.. ya sutralah mari makan rujak natsepa yang terkenal sedap itu
ajalah..
Malam ini kami yang muda-muda butuh istirahat dan
meninggalkan mami serta 1 orang keponakan di Ambon dan besok subuh mau berangkat lagi ke Pulai Nusa Laut, Desa
Titawai yaitu kampong kelahiran bokap, Kami meninggalkan mami di ambon agak
kuatir juga sih, maklum meninggalan orang tua sendirian di hotel bersama dengan
keponakan di ambon, karena beliau lebih memilih tinggal di hotel ambon karena
ngebayangin berapa tahun lampau pernah kesama harus jalan dari laut ke pantai
dan naik turun perahu yang tidak mudah lagi dilakukan oleh beliau mengingat
umur nya saat ini. Sewaktu gw SMP kelas 2 gw dan keluarga nyokap, bokap, adik, ke
pulau ini dan saat itu masih belum ada kendaraan bermotor, laut masih jernih,
ikan2 masih suka bermain2 di tepi pantai dan saat senja waktu itu saya bersama
adik saya serta saudara sepupu main di pantai dan berjalan jauh ketengah tanpa
takut tenggelam untuk mencari ‘Bia” sejenis kerang yang bisa dimakan. Masih
ingat waktu itu kami dari ambon naik kapal ferry selama 6 jam menyiksa karena
ombak yang besar dan ferry berjalan lambat serta 3 kali tali kemudi putus
ditengah laut membuat semua penumpang ketakutan tapi namanya gw waktu itu masih
kecil jadi ya nga ngaruh yang gw pikirin Cuma gw gak bisa bergerak sanking
tepar karena mual.
 |
Pantai Liang sehabis Banjir |
 |
Pantai Liang |
 |
Pantai Liang |
 |
Rujak Natsepa |
 |
Lapangan dekat walikota |
Day 2, Ambon – Nusa laut
Di Tulehu Pelabuhan tempat Speed berangkat ke Nusa Laut sudah penuh aja ini Speed, karena speed ini tidak setiap hari ada dan lebaran 2 hari lagi maka hari itu penuh dengan orang plus barang didalam perahu, sampai si Nakoda berteriak2 untuk menyuruh turun penumpang yang bandel mau tetap masuk aja ke dalam perahu.. "ini so penuh" sambil ngomel2 well sesuatu yang lain sih, kalau dijawa malah dipaksa dipenuh2 in sama awaknya kalau ini awak nya yg teriak cukup2 tapi penumpang masih maksa naik, well namum apa daya karena semua mau pulang jadilah seperti biasa keselamatan di nomor 2 kan, perahu sudah penuh sehingga seharusnya menggangkut 25 penumpang menjadi 36 orang saat itu.. Hahhh... mana peralatan keselamatan sangat minim pulak lagi, sambil berdoa minta Tuhan jaga dan Lindungi perjalanan kami hingga tiba di Tujuan dengan Selamat, Seharusnya Speed bisa sampai dalam 2 jam-an, saat itu sampai 3,5 Jam lebih sampai di nusa laut karena muatan yang berlebihan. Setiba di Nusa laut (Masih) di pulau itu belum ada dermaga,
mungkin karena pulaunya terlalu landai sehingga dermaga belum bisa dibuat,
turun dari speed (mereka Menyebutnya ini) masih harus naik ojek lagi (ojeknya
perahu yaa) untuk sampai di daratan.. arghh masih seperti dulu.. :D namun
pantainya sedikit berubah banyak bebatuan dan karang yang sudah berlumut dan di daratan tampak sekarang sepeda motor,
signal HP juga selain telkomsel gak ada yang bisa nyambung.. telkomsel juga
hanya GSM wahhh kaga bisa update status dunk :D…hari ini Hari Sabtu waktu kami
tiba di desa Titawai ini, (Masih) rumah Keluarga bokap yang digunung itu
berdiri walaupun sedang diperbaiki sana sini, untuk menuju ke rumah itu kita
musti naik melalui anak tangga sekitar 400an meter keatas, (Masih) Aliran air
tidak ada dirumah ini, jadi sewaktu kami tau bahwa air yang ada di bak kamar
mandi diangkutin pake ember dari gunung lagi, jadi membuat kami semakin ga enak
hati untuk mandi buang2 air, jadilah kami Cuma mandi kimplik2 aja asal
cuket,cukak,cumuk,cutat (Cuci ketek, cuci kaki, cuci muka, cuci pantat) :D.
Udara disini sangat menyenangkan karena sejuk, enak deh pokoknya kita gak perlu
AC, Listrik juga seperti Biasa Mati dari jam 6 Pagi sampai jam 6 Sore,
Pertanyaan gw pada Istrinya sepupu gw yang tinggal disana “kalian mandi gimana
dunk? Jawabnya, yaa mandi sedikit2 saja dan Kak Ronny (Sepupu
ku) mandi di Kali, oiya ada kali yaa.. ah tapi kami gak sempat turun ke kali
nya karena kebayang capeknya turun gunung ke kali ditengah hutan, Hari ini
setelah makan siang kami pergi jalan-jalan naik body (sebutan Perahu nelayan)
sayang ya padahal niat kami mau berenang2 dilaut gak kesampaian padahal airnya
begitu jernih karena fasilitas body (Perahu) tidak ada alat untuk naik ke atas
perahu kalau sudah terjun ke laut selain ditarik dan ragu pasti perahu bakal
terbalik kalo gw atau suami gw yang ditarik hahaha. Niat berenang dilaut pupus
sudah, jadinya kami melihat2 alam dan pemandangan yang indah ini membuat kami
(saya,Rick,Betty, obet(ponakandejkt)) sangat berdecak kekaguman luar biasa
indah dan lebih mengejutkan disini itu bersih..selesai keliling2 pulau kami
kembali ke rumah gunung lagi tempat kami menginap, Rick suamiku sangat suka
dengan desa ini karena udaranya enak dan berbeda jauh dengan Jakarta, disini
sangat segar untuk duduk2 aja diluar rumah sangat nyaman. Malam ini kami harus
istirahat karena besok setelah gereja kami mau melanjutkan perjalanan ke
Saparua untuk melihat benteng besar peninggalan belanda itu.

 |
Penuh Mang.. |
 |
Abis Naik Ojek Perahu |
 |
Menuju rumah di Gunung |
 |
Dari Atas |
 |
Rumah Tua (Rumah Keluarga Bokap) |
 |
Gadis Titawai |
 |
Makan siang sederhana namun nikmat |